PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERFIKIR INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT KELAS X SMA AL-IKHLAS LUBUKLINGGAU



PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERFIKIR INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT KELAS  X SMA AL-IKHLAS LUBUKLINGGAU
1.    Latar Belakang
Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru, di dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran seperti media, metode, dan kurikulum yang digunakan. Pembelajaran yang diberikan guru harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum yang sat ini digunakan dalam proses pembelajaranadalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutuproses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan karakter pesertadidik. Implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 dapat diperoleh dari semua mata pelajaran yang menghubungkan dengan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Penekanan pendidikan karakterdiharapkan dapat menyiapakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap  menghadapi persaingan dunia global.

Kurikulum 2013 dalam kenyatanya belum berjalan sesuai harapan pemerintah,masih banyak guru yang bingung terhadap proses pembelajaran dalam kurikulum baru karena  sosialisai yang tidak sempurna. Sosialisasi seharusnya dilakukan secara matang oleh berbagai pihak agar penerapan kurikulum baru dalam pembelajaran dapat diterapkan secara optimal dan dapat menyukseskan implementasi kurikulum 2013.


Pembelajaran dalam kurikulum 2013 sangat berbeda dengan pembelajaran- pembelajaran kurikulum sebelumnya. Jika pembelajaran dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) siswa sepenuhnya bergantung pada guru, tidak demikian pembelajaran kurikulum 2013. Pembelajaran kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik yaitu mengamati, menanya, menalar,mencoba, dan membentuk jaringan atau mengomunikasikan. Diharapkan dengan lima kegiatan tersebut peserta didik lebih kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran. Perbedan pembelajaran kurikulum 2013 juga terlihat dari materi buku siswa. Materi yang terdapat dalam buku siswa menghubungkan dengan matapelajaran yang lain, sehinga siswa dituntut untuk dapat memahami dan menguasai semua mata pelajaran. Materi pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran lain sebagai contoh pelajaran Bahasa Indonesia materi teks anekdot,dalam teks tersebut berisi cerita tentang hukum dan peradilan yang tentu saja berkaitan dengan perhukuman.

Materi pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 tidak bisa dilepaskan dari empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainya dengan cara yang beraneka rona (Tarigan, 1979: 1). Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, membaca merupakan kegiatan yang membuka wawasan pembaca. Membaca memberikan inspirasi dan inovasi yang baru jika pembaca benar-benar memahami dan mengerti isi yang dibaca. Membaca juga merupakan kegiatan yang sangat praktis dapat dilakukan dimana saja. Oleh karena itu, peserta didik tidak hanya dituntut untuk dapat membaca tetapi juga dapat dengan memahami si baca.

Tarigan (1979: 7) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak   disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca dapat melatih mengemukakan pendapat atau isi yang di baca. Sehinga membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting sama seperti keterampilan berbahasa lainya.
Seiring perkembangan dunia pendidikan, kegiatan membaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Keterampilan membaca merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimilki siswa. Siswa memilki kompetensi membaca baik bila siswa mampu menuangkan, menceritakan atau memahami struktur dan kaidah teks tersebut. Untuk dapat menemukan struktur dan kaidah teks yang dibaca,peserta didik biasanya membaca secara berulang-ulang.

Karena struktur dan kaidah suatu teks tidak disajikan secara tersurat, sehinga terkadang peserta didik bingung memahami dan sulit untuk menemukan struktur teks. Selain itu, teks yang disajikan sangat banyak membuat peserta didik malas untuk membaca. Padahal dengan membaca semua informasi dapat diperoleh termasuk struktur dankaidah teks. Melihat pentingnya membaca sebuah teks, maka peserta didik dituntut untuk dapat menemukan struktur dan kaidah teks dengan memahami teks yang disajikan. Teks anekdot merupakan sebuah cerita singkat lucu atau menarik, yang mengambarkan kejadian atau orang sebenarnya, biasanya mengenai orang

penting atau terkenal yang digunakan untuk mengkritk. Struktur dan kaidah teks anekdot merupakan komponen pendukung teks anekdot. Strukrur anekdot terdiri atas abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X terdapat kompetensi inti memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsan, kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Yang dituangkan dalam salah satu kompetensi dasar memahami struktur dan kaidah teks anekdot yang menuntut siswa memilki pemahaman membaca teks yang baik.Penulis memilh penelitan di  karena sekolah tersebut  SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau dan telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau, diperoleh data bahwa SMA tersebut merupakan SMA yang telah mengunakanKurikulum 2013 pada kelas X sehinga penulis tertarik melakukan penelitan dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berfikir Induktif Terhadap Kemampuan Siswa  Memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau.

2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Pada penelitian ini adalah Apakah Model pembelajaran Berfikir Induktif Masalah dalam pembelajaran  memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau.

3.  Ruang Lingkup Penelitian
Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia  siswa kelas X IPA 1 SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau
2. Objek penelitian ini adalah perencanan, pelaksanan, dan penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot kelas X IPA 1 SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau
3. Tempat penelitan di  SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau.
4. Waktu pelaksanan penelitian

4 . Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk mengapa model-model pembelajaran berfikir induktif memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2013/2014.
5.  Manfat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengetahuan kepada guru dan penulis mengenai pembelajaran teks anekdot sebagai bahan ajar sastra Indonesia khususnya bahan ajar di SMA dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.
a.    Siswa, dapat member motivasi dan menbangkitkan minat dalam meningkatkan kemampuan memahami struktur dan kaidah teks anekdot.
b.    Guru,  dapat memberikan gambaran arternatif  pemilihan model pembelajaran  yang tepat dalam pembelajaran, khususnya model pembelajaran berpikir induktif.
c.    Lembaga pendidikan, untuk saling memberi motivasi, dan berbagi pengalaman dalam pengembangan kualitas pembelajaran.
d.   Peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi untuk peneliti lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran berpikir induktif.
e.    Penulis, sebagai wahana untuk menambah wawasan serta mengembangkan ilmu yang telah didapat selama duduk dibangku kuliah.
6.  Definsi operasional
            Definsi operasional pada penelitian ini, yakni sebagai berikut:
a. Penerapan adalah perbuatan menerapkan.Maksud dalam penelitian ini adalah perbuatan menerapkan model pembelajaran berfikir induktif terhadap kemampuan siswa memahami struktur dan kaidah teks anedot siswa kelas X SMA
b. model pembelajaran berfikir induktif  merupakan suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi dan menyimpulkan hasil pikiran diakhir.
c.  Kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari secara sadar.
d.  Memahami adalah tingkat kemamapuan seseorang mengetahui arti atau konsep, situasi fakta yang ditehuinya.
e.  Anekdot adalah komunikasi dua arah untuk mencapai kesepakatan dengan tujuan menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki salah satu atau kedua belah pihak.s
7.  Tinjauan Pustaka
a.  Pengertian Penerapan
            Pengertian penerapan menurut Kosasih(2001:257) perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu teori, metode , dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepengtingan yang diingikan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (Adi,2001:15).
            Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah perbuatan menerapkan atau teori dalam hal untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Pengertian Model Pembelajaran Berfikir Induktif
            Taba (2007:12) mengemukakan bahwa model pembelajaran berfikir induktif  merupakan suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi . Model ini di kembangkan atas tiga aggapan dasar (asumsi), yaitu: berfikir dapat diajarkan , berfikir merupankan transaksi aktif antar individu dan data, dan proses berfikir berkembang secara bertahap dari yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi/kompleks.
            Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berfikir induktif merupakan suatu strategi yang dikembang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi yang diperolehnya.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berfikir Induktif
            Menurut Taba (2007:13) langkah-langkah penerapan model pembelajar berfikir induktif adalah:
Tingkat 1, pembentuk konsep
Pada tingkat ini terdapat 3 tahap:
a.  Membuat daftar konsep,artinya membuat cacat atau rancangan yang telah di pikirkan
b.  Pengelompokan konsep berdasarkan karakteristik yang sama, artinya mengumpulkan catatan atau rancangan atau rancangan yang telah di pikirkan berdasarkan ciri-ciri yang sama.
c.  pembuatan label atau kategorisasi artinya membuat bagian yang memberi pengertian mutlak yang didapat dengan jalan pikirannya tersebut.
Pada Tingkat 2, Intrepentasi Data
Pada tingkat ini terdapat 3 tahap:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek tertentu dari satu data , artinya garu dapat mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa agar dapat memilih dan menentukan segi pandangan tertentu dari satu keterangan/data.
b.  Menjelaskan berbagi informasi yang diperolehnya dan menghubungkan antara satu dengan yang lain.
c.  Membuatkesimpulan, artinya setelah mengindentifikasi dan menjelaskan siswa disuruh membuat kesimpulan dari keterangan atau informasi tersebut.
Tingkat 3 , pembelajaran prisip artinya siswa diharapkan suatu prinsip menjelaskan suatu fenomina baru.
a.  Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi artinya siswa membuat kesimpulan atau jawaban sementara dengan melakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat atas jawabannya tersebut.
b.  Menjelaskan teori yang mendukung hipotesisnya, artinya siswa diminta untuk menjelaskan dasar teori/argumen yang memperkuat jawabannya.
d. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran berfikir induktif
            Kelebihan model pembelajaran berfikir induktif menurut Taba (2007:16) adalah sebagai berikut.
a.Pada model pembelajaran berfikir induktif guru langsung memberikan presetasi
     informasi-informasi yang akan memberikan ilusrasi-ilusrasi tentang topik yang akan di pelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
b.  Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukkan pola-pola  tertentu, ilustrasi-ilustrasi yang diberikan sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertayaan antara siswa dengan guru.
c.  Model pembelajaran berfikir induktif menjadi sangat efektif untuk memicu kererlibatan lebih yang mendalam dalam hal proses tanya jawab tersebut.
            Kelemehan model pembelajaran berfikri induktif menurut Taba (2007:16) adalah sebagai berikut:
a.  Model ini membutuhkan guru terampil dalam bertanya (quetuoning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
b.  Tingkat keefektivan model pembelajaran berfikir induktif ini jadinya sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, di mana guru harus menjadi pembimbing untuk membuat siswa berfikir.
c.  Saat pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
d.  Saat pembelajaran berlangsung dengan mengunakan model pembelajaran berfikir induktif , guru harus telah menyiapkan perankat-penkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengorbankan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustasi-ilustrasi yang di berikan,melalui pertanyaan yang diberi oleh guru. Dengan model ini maka kemandirian siswaa tidak dapat berkembang optimal.
e.  Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses  belajar siswa.
f.  Kesukses proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berfikir induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi-ilustrasi yang digunakan oleh guru .
g.  Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca,sehigga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
e.  Pengertian Kemampuan
            Menurut Kridalaksana (2008:117), Kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari secara sadar, terencana, dan bertujuan, sehingga memiliki kecakapan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang di miliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan.”Menurut Nurhasanah (2007:423),”kemampuan adalah  kesanggupan,kecakapn,kekuatan, dan kekayaan”.

f.     Pengertian Memahami
            Kata memahami dibentuk dari kata dasar paham dan diberi imbuhan me-i,sehingga menjadi memahami .Menurut Depdiknas (2005:811)”memahami berarti  1) mengerti benar (akan): mengetahui benar, 2) memaklumi: mengetahui”. Sudjiono (2001:50) menyatakan bahwa “memahami berarti mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi,dengan kata lain siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri”.Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi fakta”(abidin,16 maret 2012).
            Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa memahami adalah mengerti benar benar atau mengetahui bensar akan sesuatu.
g.  Pengertian Anekdot
Anekdot adalah sebuah teks yang berisi pengalaman seseoran yang tidak biasa. Pengalaman yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk menghibur si pembaca. Teks anekdot pada umumnya terdiri dari 5 bagian. 5 bagian itu antara lain abstract, orientation, crisis, reaction, dan coda.

h.  Struktur Anekdot
1.   Abstak, berupa isyarat akan apa yang akan diceritakan berupa kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan atau dipaparkan teks, sifatnya opsional
2.   Orientasi, pendahuluan atau pembuka berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
3.   Evens, rangkaian kejadian/peristiwa
4.   Krisis, pemunculan masalah
5.   Reaksi, tindakan atau langkah yang diambil untuk merespon masalah.
6.   Coda, perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita,  sifatnya opsional.
7.   Reorientasi, penutup-ungkapan-ungkapan yang menunjukkan cerita  sudah berakhir.

i.   Kaidah Anekdot
1.   Menggunakan waktu lampau, seperti : Saya menemukannya semalam.
2.   Menggunakan pertanyaan rotoris, seperti : Apakah kamu tahu?
3.   Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti : kemudian,  setelah itu, dll.
4.   Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll. 
5.    Menggunakan kalimat perintah
6.   Menggunakan kalimat seru.

j. Tujuan Anekdot
 untuk membangkitkan tawa, tetapi jg untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya

k.  Manfaat Anekdot
 untuk membuat orang terhibur.
Gejala yang  muncul harus diamati dan dikontrol secermat mungki,sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menggunakan sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembandingan.Desaian eksperimen yang akan digunakan berbentuk desain eksperimen semu kategori pre-test dan pos-test grup. Adapun desain eksperimen semu (Arikunto,2010:124) dapat di gambarkan sebagai berikut:
               OXO
Keterangan:
O   :  pre-test
X     :  Penerapan Model Pembelajaran Berfikir Induktif
O   :  Pos-test (Arikunto,2010:124)
a.  Variabel Penelitian
 Variabel penelitian adalah objek penelitian,atau apa menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2010:161).Variabel dalam penelitian ini adalah:
            1.Variabel Bebas
             Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran berfikir   indultif.
           2.Variabel Terikat
              Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan memahami             struktur dan kaidah teks anekdot siswa kelas X  SMA
b.  Populasi dan Sampel Penelitian
1)  Populasi Penelitian
 Populasi penelitian keseluruhan subjeb penelitian (Arikunto,2010:1780).Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Al-Ikhlas lubuklinggau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
                                                    
                                                     Tabel 1
                                           Populasi Penelitian
No.
        Kelas
                Jenis  Kelamin
        Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
          X.A
            12
        22
                34
2
          X.B
            15
         20
                35
            Jumlah



            Sumber:bagian tata usaha SMA Al-Ikhlas lubuklinggau
2.  Sampel Penelitian
            Menurut Arikunto (2010:174) bahwa”sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.sedangkan menurut Sugiyono (2007:62)”sampel adalah  bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.Subjeb penelitian dalam penelitian ini ditetapkan secara sampel random , sampel dengan mengacak kelas untuk dipilh sebagai sampel (Arikunto,2010:177).
            Adapun  penetapan sampel dilakukan dengan cara pemgundian berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan nomor kelas masih-masih,yaitu nomor 1 untuk X.A, nomor 2 kelas X.B.Kemudian nomor urut yang telah ditetapkan  pada  masing-masiang kelas tersebut ditulis pada kertas kecil lalu di undi.
2. Menetapkan kelas yang menjadi sampel berdasarkan hasil pengundian, yaitu kelas X.A.
Untuk lebih jelasnya mengenai kelas yang dijadikan sampel dapat dilihat pada tabet berikut:
                                                      Tabel 2
                                                      Sampel    
      kelas
    Laki-laki
     Perempuan
       Jumlah
     X.A
          12
           22
34
          Sumber:bagian tata usaha SMA Al-Ikhlas lubuklinggau
1.  Teknik Pengumpulan Data
1.  Teknik Tes
            Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes pilihan ganda.Tes dalam penelitian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pre-tes) dan sesudah (post-tes) materi diajarkan.Tes yang diberikan berbentuk essay,kegunaannya yaitu untuk mengukur kemampuan memahami struktur  dan kaidah tes negosiasi siswa kelas X SMA Al-Ikhlas lubuk lingganu .
             Setelah itu dilanjutkan dengan menginterprestasikan secara kualitatif dengan mengkonsultasikan pada rentang penelitian sebagai berikut:
                                                        Table 4
                                      Interval Tingkat Kemampuan
Interval  Tingkat Kemampuan
Keterangan
                      85-100
                 Baik Sekali
                      75-84
                       Baik
                      60-74
                    Cukup
                      40-59
                   Kurang
                        0-39
                   Gagal

2.  Teknik Nontes
                Teknik nontes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah teknik Angket.Angket dilaksanakan dengan melakukan pengamatan untuk melihat kemampuan guru dalam mengajar materi  memahami struktur dan kaidah teks anekdot.Angket diamati oleh dosen pembimbing,kepala sekolah,rekan guru dan teman sejawat,dengan menggunakan lembar a yang telah disediakan oleh peneliti.
                Hasil observasi didiskusikan bersama angket.Dari hasil diskusi ini guru mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan kemudian mengupayakan solusinya.
2. Teknik Analisi Data
              Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data tes dan nontes.
1. Teknik Tes
            Dalam penelitian ini yang akan dianalisiskan adalah hasil teks kemampuan memahami struktur dan kaidah teks Anekdot  siswa kelas X SMA Al-Ikhlas Lubuk Linggau.
           Hasil analisis data tes digunakan untuk mengetahui perbandingan hasil pretes dan postes sehingga akan diketahui kesignifikasinya.Langkah-langkah yang digunakan dalam teknik analisis data ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalilas
            Setalah uji keackan sampel selesai dilakukan,selanjutnya penelitian melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data, rumus yang digunakan adalah uji keocockan x² (chi kuadrat) yaitu:
x²=  (Sugiyono,2012:171)
 Untuk melakukan uji normalitas sampel penelitian menggunakan uji chi kuadrat (x²). Menurut Sugiyono (2012:172) sebelum penelitian mengunakan teknik statistik parametrik, maka kehormatan data harus diuji dahulu.langkah-langkah pengujian uji normalitas adalah sebagi berikut:
1) Merangkum jumlah kelas innterval. Untuk pengujian normalitas dengan chi  kuadrat ini, jumlah interval ditetapkan =6. Hal ini sesuai dengan bidang yang ada pada kurva normal baku.
2) Menentukan panjang kelas interval
3) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat  hitung dengan:
= frekuesi/jumlah data hasil observasi
=jumlah/frekuesi yang diharapkan (presentase luas bidang dikalikan dengan n)
=selisih data dengan
4)Menghitung (frekuensi yang diharapkan)
5)Memasukkan harga-harga  kedalam tabel kolom , sekaligus harga( )dan    Harga  adalah harga chi kuadrat (x²) hitung.
6)Membandingkan harga chi kuadrat (x²) hitung dengan harga chi kuadrat(x²)hitung lebih kecil dari harga kuadrat (x²) tabel,maka distribusi data dinyatakan normal.Selanjutnya x² hitung dibandingkan dengan taraf percayaan 5% dan dan dk = j-i,maka j adalah banyaknya kelas interval.jika x² hitung< x² tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data distribusi normal. Dan dalam hal lainnya diuji dapat berdistribusi normal.
b. Hipotesis Penelitian (Uji t)
 Guna mengetahui efektivas model pembelajaran yang di gunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji” t”sebagai berikut:
t=
Keterangan
Md:Mean dari perbedaan pretes dan postes
Xd:Divisi masing-masing subjeb(d-Md)
 : Jumlah kuadrat deviasi
N         : Subjek pada sampel                                             (Arikunto,2010:349)
 Pada penelitian ini penulis mengajukan hipotesis statistic yaitu hipotesis nol (Hₒ),dan hipotesis alternative (Hа),dengan criteria pengujiannya adalah jika  t hitung ≥ t tabel maka Hₒ di terima dan Hₒ di tolak para signifikan a=0,05 dk = n-l.
Hа:Nilai rata-rata postes lebih besar dari pada nilai rata-rata pretes
Hₒ: Nilai rata-rata postes lebih kecil dari pada nilai rata-rata pretes
2. Teknik Nontes
            Data tentang akivitas siswa selama model pembelajaran berfikir induktif berlangsung, oleh pengamat dicacat dalam lembar observasi yang terdiri dari 5 indikantor.
            Dalam setiap observasi pengamat memberikan skor 1 pada desriptor yang tampak,sedangkan yang tidak tampak tidak diberi skor pada lembar observasi yang tersedia dan kemudian di hitung presentase keaktifannya.
            Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase keaktifan siswa adalah:
NP = x 100
NP = Nilai persen yang di cari
R = Skor mentah aktiftas yang di peroleh siswa
SM = Skor maksimum observasi yang di lakukan
100 = Bilangan tetap
     Kategori Penelitian Aktivitas Siswa Seperti ditunjukkan Pada Tabel
                       Nilai
      Kategori Aktivitas Siswa
80-100
Sangat Baik
66-79
                       Baik
56-65
Cukup Baik
40-55
Kurang Baik
30-39
Sangat Kurang Baik
                                                                                      (Arikunto,2009:245)
10.  Pertanggungjawaban Penelitian
            Pertanggungjawaban penelitian pada penelitian ini adalah penentuan kualitas instrumen.Di dalam penelitian yang mempunyai kedudukan penting adalah data, karena data merupakan penggambaran variable yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel(Arikunto,2010:211).
1.  Validitas
            Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.Suatu instrukment yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.sebaliknya,instrumen yang kurang valid berarti memilik validatas rendah (Arikunto,2010:168).
            Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dan apa yang  dapat mengungkapkan data dari variabel yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
            Pada penelitian ini penulis menggunakan uji validitas dengan rumus kasar sebagai berikut:
  =      (Arikunto,2010:213)
Keterangan:
  : Koefisien korelasi antara x dan y
N     : Jumlah sudjek
X     : Skor butir
Y     : Skor total
2.   Reliabilitas
            Menurut Arikunto (2010:221), Realibilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrukment cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrukment tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai kenyataannya,maka beberapa kali pun diambil tetap akan memberikan hasil yang sama .Rumus yang digunakan mencari koefisien reliabilitas soal bentuk uraian rumus alpha( )sebagai berikut:
 = ( )(1-    (Arikunto,2010:239)
Keterangan:
:Reliabilitas instrument
K :Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
:Jumlah varian butir
:Varian skor total
            Kualifikasi untuk menginterperstasikan derajat reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut:
≤ 0,02 Reliabilitas Sangat rendah
≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 <   ≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,60 <   ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

11. Sistematik Pelaporan
Sistematika laporan skripsi ini terdiri tiga bagian utama yaitu a) bagian pendahuluan skripsi; b) bagian isi skripsi;c) bagian akhir skripsi.
Komponen dari bagian tersebut adalah sebagai berikut:
a.Bagian awal skripsi:halaman sampul,halaman judul,halaman pertujuan,halaman pengesahan,motto,halaman pernyataan, kata pengantar,abstrak,daftar isi,daftar tabel,dan daftar lampiran.
b.Bagian inti skripsi
Bab 1 : latar belakang, rumusan masalah ,tujuan penelitian,ruang lingkup         penelitian,manfaat penelitian,defenisi operasional.
Bab 11  :  Kajian pustaka: deskripsi teoritik,hasil penelitian yang relevan,kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.
Bab  111 :   Metode penelitian berisi: hasil penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpul data,teknik analisis data dan pertanggungjawaban penelitian.
Bab 1V : Hasil penelitian dan pembahasan berisi: hasil penelitian,pembahasan,dan keterbatasan penelitian.
Bab  V : Kesimpulan dan saran yang berisi:kesimpulan,saran,dafra pustaka,
c.Bagian akhir skripsi terdiri dari:lampiran-lampiran
12. Langkah-langkah dan jadwal penelitian
1. Langkah Kerja
a. Tahap Persiapan
1)persetujuan judul
2)Studi pustaka
3)Pembuatan proposol penelitian
4)Seminar proposol

b. Tahap Pengumpulan Data
1)Penyusun data dari sumber data
2)Pemeriksaan data yang sudah terkumpul
c. Tahap Penganalisisan Data
1)Mengelompokkan data
2)Menganalisis data
3)Pengklasifikasian data
4)Pembuatan kesimpulan
d. Tahap Penyusunan Data
1)Penyusun laporan awal
2)Penyusun laporan akhir
2. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut,


                                                DAFTAR PUSTAKA
Adi.2001.Bahasa Istilah. Jakarta:Gramedia.
Kosasih.2003.Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia .Bandung:Yrama Widya.
Depdiknas.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia .Jakarta: Balai Putaka.
Sudijono,A.2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan .Jakarta:Raja Grafindo.
Arikunto,Suharsini.2009.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.Jakarta:Rineka Cipta.
Kridalaksana,Harimurti.2005.Kamus Linguistik.Jakarta:Gramedia.
Sugiyono.2007. Statistika Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.
Mulyadi,Yadi dan Fitria Danaira.2013.Bahasa Indonesia Untuk SMA-MA/SMK Kelas X .Bandung:Yrama Widya.
Abidin.2011.Penelitian, Macam Penelitian dan Data Penelitian (online) http://www.Masbied.com/kategori/penelitian/diakses 16 Maret 2012.
Tarigan,Henri Guntur.1997.Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa























Instrumen
                                            Angket untuk siswa


1.Pada zaman sekarang, layanan publik sering mendapatkan....... atau menjadi bahan lelucon. Kata yang tepat untuk melengkapi titik-titik pada kalimat tersebut adalah....
a. Kepuasan
b. Kenyamanan
c. Kritik
d. Reaksi
e. Sanksi

2. Cerita singkat yang menrik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya adalah pengertian dari teks....
a. Eksposisi
b. Anekdot
c. Prosedur kompleks
d. Negosiasi
e. Laporan

3. Cerita rekaan yang tidak harus didasarkan padakenyataan yang terjadi di masyarakat adalah pengertian dari teks....
a. Eksposisi
b. Anekdot
c. Prosedur komplek
d. Negosiasi
e. Laporan

4. Berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Pernyataan itu menunjukkan isi dari teks....
a. Eksposisi
b. Anekdot
c. Prosedur Kompleks
d. Negosiasi
e. Laporan

5. Kita dapat memahami teks anekdot dan dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk...
a. menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita hadapi di dunia nyata
b. mempertahankan bangsa agar berpegang tegus terhadap Pancasila
c. sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis
d. menyampaikan kritik terhadap persoalan-persoalan pada bidang-bidang layanan tersebut
e. memperoleh ilmu pengetahuan melalui pendidikan

6. Struktur dari teks anekdot yang benar adalah....
a. Abstraksi^Krisis^Reaksi^Orientasi^Koda
b. Abstraksi^Reaksi^Krisis^Orientasi^Koda
c. Abstraksi^Orientasi^Krisis^Reaksi^Koda
d. Abstraksi^Krisis^Orientasi^Reaksi^Koda
e. Abstraksi^Reaksi^Orientasi^Krisis^Koda

7. Struktur teks ankedot yang enggambarkan latar tempat ataupun cerita disebut...
a. abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

8. Struktur teks anekdot yang titik fokusnya yaitu pada bagian intinya dimana isinya diplesetkan menjadi humor tau lelucon disebut...
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

9. Struktur teks anekdot dimana sesuatu ditimbulkan oleh partisipan....
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

10. Struktur teks anekdot yang merupakan titik fokus dalam sebuah cerita atau suasana dalam sebuah cerita disebut....
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

11. Struktur teks anekdot yang kembali kepada awal cerita semula atau pengembalian seperti keawal semula disebut....
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

12. Yang termasuk kedalam sifat-sifat anekdot secara umum adalah....
a. Aneh
b. Membosankan
c. Khayalan
d. Nyata
e. Nyaman

13. Teks anekdot merupakan teks yang berdasarkan pada kejadian yang....
a. Aneh
b. Penting
c. Sebenarnya
d. Khayalan
e. seperti dongeng

14. Perhatikan urutan berikut ini!
1. Judul
2. Singkat
3. Kekanak-kanakan
4. Aneh
5. lucu
6. Menarik
Dari pernyataan di atas nomor satu merupakan ..... teks anekdot
       a.  Pengertian
       b.  Sifat
       c. Struktur
       d. Unsur
       e. Ciri kebahasaan
15. Dari pernyataan soal no.14, yang merupakan unsur dari anekdot adalah...
a. 2, 3, dan 4
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, dan 5
d. 3 dan 4
e. 5 dan 6

16. Dari pernyataan soal no.14, yang bukan merupakan unsur dari anekdot adalah....
a. 2, 3, dan 4
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, dan 5
d. 3 dan 4
e. 5 dan 6

17. Contoh anekdot dalam kehidupan kita sehari-hari dan merupakan perwujudan dari seni adalah...
a. Keramik
b. Lukis pasir
c. Karikatur
d. Lukisan Abstrak
e. Puisi cinta

Jawablah untuk pertanyaan nomor 18-20!
POLITIK itu apa sih Ayah?
            Seorang murid sekolah dasar mendapat pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti kata POLITIK.Karena belum memahaminya, ia kemudian bertanya pada ayahnya. Sang Ayah yang menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif kemudian memberikan penjelasan, "Baiklah nak, ayah akan mencoba menjelaskan denga perumpamaan, misalkan Ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menghidupi keluarga, jadi kita sebut ayah adalah investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya pemerintah. Kami disini memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau rakyat. Pembantu, kita masukkan dia ke dalam kelas pekerja, dan adikmu yang masih balita, kita menyebutnya masa depan. Sekarang pikirkan hal itu dan lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami?"Si anak kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya. Pada tengah malam, anak itu terbangun karena mendengar adik bayinya menangis. Ia melihat adik bayinya mengompol. Lalu ia menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak. Karena tidak ingin membangunkan ibunya, maka ia pergi ke kamar pembantu. Karena pintu terkunci, maka ia kemudian mengintip melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama pembantunya.Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti POLITIK.
            Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya: "Politik adalah hal dimana para Investor meniduri kelas Pekerja, sedangkan Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan."
(Sumber : http://brainly.co.id/tugas/49760)
18. Pada kalimat “Seorang murid sekolah dasar mendapat pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti kata POLITIK.” ( paragraf 1), merupakan struktur teks anekdot yaitu...
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

19. Pada kalimat “Sang Ayah yang menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif kemudian memberikan penjelasan...” (paragraf 1). Kalimat tersebut merupakan struktur teks anekdot yaitu....
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

20. Pada kalimat “Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti POLITIK.” (paragraf 1) merupakan struktur teks anekdot yaitu....
a. Abstraksi
b. Orientasi
c. Krisis
d. Reaksi
e. Koda

Subscribe for latest Apps and Games


0 komentar:

Posting Komentar