ANALISIS FRAMING BERITA PERSETERUAN KPK DAN POLRI DI
MEDIA KOMPAS.COM DAN VIVANEWS.COM
Hamdan
Abstrak
Analisis
Berita tentang Perseteruan KPK dan Polri di kompas.com dan vivanews.com dibawah bimbingan Ibu Dra. Rosa
Anggraeiny, M.Si dan Inda Fitryarini, S.Sos.M.Si
Kelebihan
dari media baru yaitu memiliki kecepatan melakukan sebuah interaksi, lebih
efisien, lebih murah, lebih cepat mendapatkan sebuah informasi terbaru dan
terkini informasinya.Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru
adalah internet.
Program televisi, film, majalah, buku,surat kabar, dan jenis media cetak lain tidak
termasuk media baru.
Penelitian
ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis media online kompas.com dan vivanews.com
dalam membingkai pemberitaan perseteruan KPK
dan Polri khususnya kasus Simulator SIM dan
menyampaikan sebuah peristiwa kepada publik.Tipe penelitian ini menggunakan
interpretatif kualitatif dengan metode penelitian analisis framing. Fokus penelitian
ini adalah analisis framing pada pemberitaan Perseteruan KPK dan Polri tanggal
1 Agustus 2012 sampai 30 Agustus 2012 pada media online Kompas.com dan
Vivanews.com. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis framing model Robert N. Entman dengan empat perangkat
yaitu Define Problems, Diagnose Cause, Make Moral Judgement, dan Treatment
Recommendation. Dengan menekankan pada
penonjolan kerangka pemikiran, perspektif dan konsep tentang memaknai suatu
berita
Kata Kunci : Analisis Framing,
KPK dan Polri, Kompas.com, Vivanews.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada masa Orde Baru, media tidaklah
banyak namun dikekang oleh pemerintah yang berkuasa. Sedangkan Orde Reformasi hingga sekarang,
media baru banyak tumbuh dan bebas bersuara tetapi tidak jarang kebebasan itu
dimanfaatkan oleh pemilik media masa yang juga tokoh politik suatu partai
politik. Dewasa ini media masa sudah dapat dikerahkan dengan sebagaimana mestinya
yang kita sebut media masa. Segala macam informasi sudah dapat kita peroleh
dengan cepat walaupun tidak semua yang kita dengar sesuai fakta dikarenakan
adanya penyaringan berita oleh beberapa media.Salah satu contoh media masa yang
saat ini memberikan segala macam informasi adalah media online. Media online
sendiri merupakan media massagenerasi ketiga setelah media cetak dan elektronik
yang menyajikan berita melalu internet. Perkembangan jenis media online saat
ini semakin berkembang pesat, kedudukan media online di Indonesia sendiri telah
dipayungi menurut undang-undang (UU) pokok pers NO.40.selain itu ciri-ciri
media online sendiri adalah pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang
saja namun bisa keberbagai banyak orang, pesan yang disampaikan bebas harus
melalui suatu gatekeeper, pesan yang disampaikan lebih cepat dibanding media
lain dan penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Konflik antara KPK dan Polri pertama
kali terjadi di tahun 2009 ketika testimony Antasari yang berisi pengakuan
bahwa sejumlah pimpinan KPK juga menerima suap dari Anggoro agar status cekal
Anggoro dicabut. Berpijak pada testimoni Antasari Azhar ini, polri memanggil
empat pimpinan KPK dan empat pejabat KPK.KPK dan Polri
kembali bersitegang pada tahun 2012 kali ini kasus pengadaan simulator sim yang
dimana, surat izin mengemudi awalnya dimenangkan oleh PT Citra Mandiri
Metalindo Abadi melalui tender untuk pengadaan 700 simulator sepeda motor
dengan nilai Rp. 54,453 miliar dan 556 buah simulator mobil senilai Rp. 142,415
miliar. Kemudian pada januari 2012 KPK memulai penyidikan dengan mengumpulkan
bahan bukti serta berbagai sumber keterangan sehubungan dengan adanya dugaan
suap terhadap pejabat korlantas Polri, dengan dugaan suap penggelembungan (Mark
up) harga simulator untuk kendaraan beroda 2 dan beroda 4, dimana kerugian
Negara ditaksir mencapai Rp. 90 miliar-Rp. 100 miliar.
Media di pandang sebagai agen konstruksi
sosial yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya.Media juga
dipandang sebagai instrument ideology. Salah satu contoh berita yang dimuat
media kompas.com dan vivanews.com dalam mempengaruhi perspektif masyarakat
tentang siapa yang lebih berhak menangani kasus simulator Sim yaitu dimana Pada
tanggal 6 agustus vivanews mengeluarkan berita yang berjudul “Yuzril: posisi
Polri lebih tinggi dari KPK”. Dalam pemberitaan tersebut Yusril Ihza Mahendra
berkata bahwa posisi Polri lebih tinggi dibandingkan KPKJika dilihat dari Undang-Undang.
Polri itu diatur dalam pasal 30 UUD 1945, KPK tidak diatur, “kata Yusril di Mabes Polri, Jakarta, senin 6 agustus 2012. Yuzril juga mengatakan soal siapa yang berhak menagani kasus Simulator, hasrus dilihat pasal 50 UU KPK menurutnya, pasal itu harus dibaca secara utuh mulai ayat 1,2,3 dan 4. Berdasarkan pasal itu, kata Yuzril, Polri lebih berhak mengusut, sebab lebih dulu menangani kasus.Karena itu KPK tidak bisa begitu saja mengambil alih penyidikan yang dilakukan Polisi itu. Kecuali ada sebab-sebab tertentu yang diatur dalam undang-undang, penyidikan berlarut-larut atau ingin melindungi mereka yag terlibat dalam korupsi.”Jelasnya.
Polri itu diatur dalam pasal 30 UUD 1945, KPK tidak diatur, “kata Yusril di Mabes Polri, Jakarta, senin 6 agustus 2012. Yuzril juga mengatakan soal siapa yang berhak menagani kasus Simulator, hasrus dilihat pasal 50 UU KPK menurutnya, pasal itu harus dibaca secara utuh mulai ayat 1,2,3 dan 4. Berdasarkan pasal itu, kata Yuzril, Polri lebih berhak mengusut, sebab lebih dulu menangani kasus.Karena itu KPK tidak bisa begitu saja mengambil alih penyidikan yang dilakukan Polisi itu. Kecuali ada sebab-sebab tertentu yang diatur dalam undang-undang, penyidikan berlarut-larut atau ingin melindungi mereka yag terlibat dalam korupsi.”Jelasnya.
Kompas
juga mengeluarkan berita pada tanggal 6 agustus 2012 yang dimana judul berita
Kompas yang diliput adalah “KPK” jangan ragu sidik Simulator SIM”. Dalam isi
berita yang dikeluarkan Kompas, banyak dukungan yang berdatangan oleh KPK agar
KPK yang menangani kassu tersebut. Diantaranya Ketua Presidium Mahasiwa
nasional Indonesia (GMNI), menurut Twedy Noviady Ginting, jika mengacu pada
pasal 50 ayat 3 dan 4 Undang-undang (UU) nomor 30 tahun2002 tentang komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jelas Meski KPK berwenang penuh menangani
kasus korupsi, meski polri atau kejaksaan juga menangani kasus yang sama.Dari 2
berita yang dikeluarkan media diatas, Perseteruan KPK dan polri ini tidak bisa
lepas dari peran media sebagai penyaji informasi tentang situasi dan kondisi
yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimana media dalam memproduksi teks
berita berusaha menampilkan fakta dari peristiwa yang terjadi.Berbagai
pandangan mengenai persteruan ini dikemukakan dan dimuat oleh media.Bukan hanya
KPK dan polri yang memberikan pandangan mengenai masalah ini, tetapi para
praktisi dan bebagai elemen juga berperan.
Alasan peneliti memilih media
Vivanews.com dan Kompas.com karena peneliti ingin melihat bagaimana
vivanews.com dan kompas.com mengemas berita atau membingkai berita dalam
memperspektifkan masing-masing kepada khalayak dalam memberikan pemaknaan
terhadap berita perseteruan KPK dan Polri.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian
yang dapat dijadikan perumusan masalah adalah: bagaimana kompas.com dan
vivanews.com membingkai (frame) pemberitaan tentang perseteruan KPK dan Polri
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapat gambaran dan menganalisis pemahaman cara kompas dan vivanews
dalam membingkai (frame) pemberitaan tentang perseteruan KPK dan Polri.
Kerangka Dasar Teori
Teori Agenda
Setting
Agenda setting diperkenalkan oleh
McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi
tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu dapat mempengaruhi khalayak untuk
mengenggapnya penting. Jadi hal yang dianggap penting oleh media, maka penting
juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat
kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan
perubahan sikap dan pendapat. Agenda settting menjelaskan begitu besarnya
pengaruh media berkaitan dengan kemampuannya dalam memberitahukan kepada
audiens mengenai isu-isu apasajakah yang penting.
Asumsi utama dan pendapat-pendapat inti
agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu-isu mana
yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Dua asumsi mendasar pada
teori ini adalah
1.
Pers
dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka
membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.
2.
Media
menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut
yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada public untuk menentukan isu mana
yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya
Konstruksi Realitas
Politik
Konstruksi realitas padaprinsipnya
merupakan setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa,
keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
politik adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Karena sifat dan faktanya
bahwa pekerjaan media masa adalah menceritakan peristwa-peristiwa, maka
kesibukan utama media masa adalah mengkonstruksikan berita berbagai realitas
yangdisajikan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi
hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di media masa
pada dasarnya merupakan penyusunan realitas-realitas hingga membentuk wacan
yang bermakna. Dengan demikian seluruh isi berita media masa adalah realist
yang telah dikonstruksikan (constructed
reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.
Di era industrialisasi kapitalisme
dimana media masa termasuk didalamnya, muncul dilema peran media masa dalam
politik. Di satu sisi, liputan politik memiliki dimensi pembentukan pendapat
umum (opini publik). Daya jangkau penyebaran informasi yang begitu luas dan
masif merupakan kekuatan utama media masa dalam pembentukan opini publik. Hal
ini disadari benar oleh para actor politik yang tak jarang memanfaatkan media
masa sebagai senjata utama untuk mendapatkan dukungan publik atas kepentingannya.
Melalui media masa, para aktor politik melancarkan propagandanya mempengaruhi
sikap khalayak luas mengenai sebuah masalah yang menjadi perhatiannya.
Konsep Analisis
Framing
Konsep framing sering
digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu
dari realita oleh media. Framing dapat
dipandang sebagai penempatan infomasi-informasi dalam konteks yang khas
sehingga isu tertentu dapat dialokasikan lebih besar dari pada isu yang lain
(Nugroho, Eriyanto, Surdiasis,1999:20). Gagasan framing pertama kali
dilontarkan oleh Baterson tahun 1955 (Sobur, 2002: 161). Mulanya frame dimaknai
sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir
pandangan politik, kebihjakan dan wacan serta yang menyediakan kategori-kategori
standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep tersebut kemudian dikembangkan
lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974 yang mengandaikan frame sebagai
kepinga-kepingan perilaku yang membimbing individu dalam membaca realitas. (sobur,
2002:162).
Ada dua aspek
dalam framing.Pertama, memilih fakta/realitas. Proses memilih fakta ini
didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa
perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa
yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (excluded). Bagian mana yang
ditekankan dalam realitas? Penekanan aspek tertentu itu dilakukan dengan
memilih angel tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan fakta yang lain.
Intinya, peristiwa dilihat dari sisi tertentu.Akibatnya, pemahaman dan
konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media dengan
media lainnya. Media yang menekankan aspek tertentu, memlih fakta tertentu akan
menghasilkan berita yanag bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau peristiwa
yang lain.
Teori Framing Model
Robert dan Entman
Entman melihat
framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan
aspek-aspek tertentu dari realitas
atau isu.
Penonjolan adalah proses membuat informasi
menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh
khalayak. Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan
menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan menonjolkan aspek
dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai
strategi wacana-penempatan yang mencolok (menempatkan di-headline depan atau dibagian belakang),
pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan,
pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa
yang diberitakan, asosiasi terhadap symbol budaya, generalisasi, simplifikasi,
dan lain-lain. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari
konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.
Frame berita
timbul dalam dua level. Pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk memproses
informasi dan sebagai karakteristik dari teks berita.Kedua, perangkat spesifik
dari narasi berita yang dipakai untuk membangun pengertian mengenai peristiwa.
Frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora, konsep, simbol, citra yang ada
dalam narasi berita. Karenanya, frame dapat dideteksi dan diselidiki dari kata,
citra dan gambar tertentu yang memberi makna tertentu
dari teks baru.Kosa kata dan gambar itu ditekankan dalam teks sehingga lebih
menonjol dibandingkan bagian lain dalam teks.Itu dilakukan lewat pengulangan,
penempatan yang lebih menonjol atau menghubungkan dengan bagian lain dalam teks
berita, sehingga bagian itu lebih menonjol, lebih mudah diingat, dilihat dan
lebih mempengaruhi khalayak.Secara luas pendefinisianmasalah ini menyertakan
didalamnya suatu konsepsi dan skema interpretasi
wartawan.Pesan secara simbolis menyertakan
sikap dan nilai.Ia hidupmembentuk, dan menginterpretasikan makna di dalamnya.
Media Online
Media online adalah sebutan umum untuk
sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia yang berbasis
komputer dan internet. Didalamnya terdapat portal, website (situs web),
radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dll.
Definisi Media
Online
Media masa saat ini menjadi bertambah keluarga
dengan kemunculan media online. Ada berbagai pendapat mengenai media online,
sebenarnya termasuk ke dalam media cetak atau elektronik
atau media online berdiri sendiri sehingga media masa bukan terbgai menjadi dua
melainkan terbagi menjadi tiga yaitu media cetak, media elektronik dan media
online. Werner J. Severin dan James W. Tankhard dalam teori komunikasi:
Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa (2005:458) mengutip dari Mc Luhan mengatakan,
media online adalah gagasan baru dalam bermedia, namun media baru masih
mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan media lama sebagai
tolak ukur dalam segi isi yang diterapkan di internet.
Karakteristik Media
Online
Media
Online memiliki beberapa karakteristik umum yaitu:
a.
Kecepatan
(aktualisasi) infromasi
Keceptan atau peristiwa yang terjadi
di lapangan di upload ke dalam situs atau web online, tanpa harus menunggu
hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau
media cetak yang harus menunggu hitungan menit, jam, bahkan hari. Dengan
demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan
jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan, dan
umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.
b.
Adanya
pembaruan (updating) informasi
Infomasi disampaikan secara terus
menerus, karena adanya (updating)
informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu
yang diistimewakan (prime time) karena
penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna
mau mengaksesnya
c.
Interaktivitas
Salah satu keunggulan media online ini
yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif.
Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah
(linier) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down)
d.
Personalisasi
Pembaca atau pengguna semakin otonom
dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan
peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi
dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas
informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control)
Keunggulan Media
Online
Media online memiliki wilayah konsumen
(pembaca/komunikan) tersendiri hanya saja media online memiliki keunggulan yang
tidak dimiliki oleh media cetak dan media elektronik. Keunggulan media online
tersebut yaitu:
a.
Up to date, media online
dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi atau berita dari waktu ke
waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, tetapi
menggunakan fasilitas teknologi pada handphone atau lebih spesifik smartphone.
Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi/berita
yang lebih mudah dan sedehana.
b.
Real time, cara
penyajiannya berita yang sederhana tersebut menjadikan media online dapat
langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung hal ini
yang dimaksud dengan real time.
Wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari
lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti E-mail
dan lainnya.
c.
Praktis, media online
terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya,
kapan saja bila diinginkan media online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung
oleh fasilitas teknologi internet.
Berita
Banyak
definisi-definisi tentang berita yang dapat diketahui dari berbagai
sumber.Secara sederhana berita dapat diartikan sebagai sebuah pesan yang berupa
fakta.Di kalangan para wartawan berita atau biasa disebut “news” adalah sebuah
singkatan yang berarti North, East, West, South.Dari istilah tersebut mereka
mengartikan laporan dari keempat penjuru mata angin.Berita dapat ditemukan
dimana saja sesuai dengan mata angin.Analogi tersebut tidaklah salah dan dapat
diterima secara logis.Namun sesungguhnya berita ini merupakan suatu fakta atau
idea tau opini actual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi
sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton
Masyarakat atau
khalayak membutuhkan berita untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan ataupun
mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam menyikapi suatu berita.Salah satu
konsep berita yang cukup menarik adalah berita sebagai fakta objektif.Sebuah
berita haruslah bersifat factual dan objektif.Factual berarti mengandung
fakta-fakta atau kebenaran bukan kejadian yang dibuat-buat.Sedangkan objektif
adalah bebas tidak memihak atau menitik beratkan pada suatu aspek atau
seimbang.Tetapi nilai objektif untuk sebuah fakta merupakan hal yang
membingungkan, karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak. Menurut
Prof. Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau
opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya,
bagi sejumlah besar penduduk (Onong Uchjana Effendy,2003:131).
Definisi
Konsepsional
Definisi
konsepsional dimaksudkan untuk memberikan batasan tentang variabel-variabel
dalam penelitian sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai hal
yang akan diteliti. Batasan yang dimaksud adalah suatu analisa yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana media menyorot aspek-aspek pemberitaan yang dibuat
oleh media itu sendiri.Proses framing menjadikan media sebagai sebuah alat
untuk menyampaikan fakta-fakta yang belum terungkap.Batasan tersebut hanyalah
sebatas bagaimana kompas dan vivanews sebagai media online yang membingkai (frame) pemberitaan terkait perseteruan
KPK dan Polri kepada khalayak luas.Pemilihan isu-isu dari sebuah berita yang
telah dihadirkan oleh vivanews dan kompas denga melakukan penyeleksian isu dan
melihat penonjolan aspek tertentu dari sebuah isu untuk kemudian dilihat dan
ditemukan sebuah realitas.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian
Tipe penelitian yang dilakukan ialah
interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelititan ini
digunakan untuk menggambarkan aspek tertentu dari sebuah realitas yang
dibingkai oleh vivanews dan kompas menjadi sebuah berita yang kemudian menjadi
realitas media dalam hal ini pemberitaan mengenai perseteruan KPK dan Polri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
permasalahan dengan analisis framing dengan model Entman, Entman mengemukakan
bahwa framing melibatkan ‘seleksi’ (selection)
dan ‘penonjolan’ (salience). Framing
model Entman mendefinisikan persoalan-persoalan,
mendiagnosa penyebab, membuat penilaian moral, sertamenyarankan
perbaikan-perbaikan. Frame menggunakan textual devices seperti kata-kata
tertentu, frase-frase tertentu, membuat referensi konstektual tertentu, memilih
gambar-gambar atua film tertentu, memberikan contoh-contoh yang tipikal, atau
merujuk pada sumber tertentu.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah dimaksudkan
untuk membatasi studi, sehingga dengan pembatasan studi tersebut akanmemudahkan
peneliti dalam pengelolaan data yang kemudian menjadi suatu kesimpulan. Entman
melihat framing dalam dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau
penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu (Eriyanto, 2002:187).
Sesuai masalah yang akan dirumuskan, maka dengan ini peneliti melakukan
penelitian ini menggunakan pendekatan dari Entman dan ada dua poin focus
penelitian yang ingin ditekankan oleh peneliti, yaitu adalah:
1.
Seleksi
Isu
Aspek ini berhubungan dengan pemilihan
fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, berita mana yang diseleksi dalam perseteruan KPK dan
Polri untuk ditampilkan kepada khalayak?
Dari proses ini terkandung didalamnya ada bagian berita yang dimasukkan (included), tetapi ada juga berita yang
dikeluarkan (excluded). Tidak semua
aspek atau bagian dari berita persteruan KPK dan Polri dari isu ditampilkan, wartawan memilih berita
tertentu yang dianggap penting oleh khalayak dari kasus perseteruan KPK dan
Polri
2.
Penonjolan
Aspek Tertentu Dari Isu
Aspek ini berhubungan dengan penulisan
fakta. Ketika aspek/berita dari perseteruan KPK dan Polri tertentu dari suatu peristiwa atau isu tersebut telah dipilih, bagaimana berita
tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian
kata,kalimat,gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan pada khalayak.
sehingga membatasi persepsi khalayak terhadap berita kasus perseteruan KPK dan
Polri yang ditulis.
Jenis dan Sumber
Data
Dalam penelitian
ini pengumpulan sumber data yang dianggap relevan dengan objek penelitian.
1.
Data
Primer dalam penulisan ini adalah berita perseteruan KPK dan Polri di dalam
media vivanews.com dan kompas.com pada tanggal 2 Agustus 2012 sampai 31 Agustus
2012
2.
Data
Sekunder yang digunakan dalam penulisan ini adalah data-data yang diperoleh
dari metode dokumentasi berupa penelitian kepustakaan (Library Research), yakni mengkaji informasi yang terdapat dalam
berbagai literature, serta yang di download dari situs-situs internet
(website),jurnal-jurnal online universitas di Indonesia, serta buku-buku yang
berkaitan dalam penulisan ini
Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini
menggunakan konsep framing yang menekankan pada penonjolan kerangka pemikiran,
perspektif, dan konsep tentang memaknai pemberitaan persteruan KPK dan Polri di
media online kompas.com dan vivanews.com. menganalisis data berita perseteruan
KPK dan Polri pada tanggal 2 agustus 2012 sampai 31 Agustus 2012 yang dilakukan
oleh Kompas.com dan Vivanews.com. data yang telah terkumpul akan dianalisis
secara kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dengan
menggunakan instrument analisis framing dengan model Entman melalui empat
perangkat yaitu
a.
Define Problems (Definisi
Masalah)
Bagaimana suatu masalah/isu dilihat?
Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
b.
Diagnose Cause (perkiraan
masalah dari sumber masalah)
Apa penyebebab dari suatu masalah, siapa
atau actor yang dianggap sebagai penyebab mereka?
c.
Make Moral
Judgement
(pembuatan keputusan moral)
Nilai moral apa yang akan disajikan
untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi
suatu tindakan?
d.
Treatment
Recommendation
(penyelesaian masalah)
Penyelesaaian apa yang ditawarkan untuk
mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditempuh untuk mengatasi masalah
Hasil dan Pembingkaian
Diskusi Hasil
Framing
Media online memiliki kelebihan dalam hal kecepatan untuk menyampaikan
suatu artikel berita.Namun tidak jarang kelebihan tersebut menjadi masalah bagi
kelengkapan penulisan artikel berita.Karena mengejar kecepatan penyampaian
berita, portal berita online kadang
seringkali melupakan kaidah-kaidah penulisan artikel berita yang lengkap.
Seharusnya, untuk melengkapi kekurangan pada berita sebelumnya, portal berita online dapat memuat lebih dari satu
berita dalam satu hari untuk membahas topik yang sama dengan menyertakan
informasi tambahan yang tidak sempat dimuat pada berita sebelumnya.
Dilihat dari keseluruhan analisis
framing yang dilakukan, peneliti
menemukan artikel berita yang dikeluarkan oleh Vivanews banyak sekali
memperlihatkan kekurangan dalam isi berita. Beberapa artikel Berita yang dimuat
Vivanews membentuk opini yang
mempengaruhi, seperti penulisan berita yang tidak memperhatikan Objektivitas
dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari atau tidak disadari
rangkaian informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pola pikir pembacanya
agar mendukung Polri dalam menangani kasus korupsi Simulator SIM. Salah satu
berita yang dikeluarkan vivanews.com yang tidak memperhatikan objektivitas
dalam penulisan berita yaitu “jangan
ragukan penyidikan Bareskrim polri”. Dari judul tersebut vivanews membentuk
opini mempengaruhi bahwa pihak polri mampu mengusut kasus simulator SIM dengan
tuntas Padahal diketahui sendiri bahwa realitas yang ada, kasus Simulator Sim
seharusnya ditangani oleh Pihak KPK karena sudah diatur oleh UU nomor 30 tahun
2002 tentang pemberantasan korupsi.
Selain itu, Berita yang dikeluarkan
vivanews.com juga menggunakan pengutipan narasumber yang kompeten dan
sumber-sumber untuk menguatkan berita yang dihadirkan, seperti menampilkan
mantan menteri hukum tata negara, Yuzril Ihza mahendra yang menyatakan posisi
Polri lebih tinggi dari KPK sehingga memperkuat berita yang dikeluarkan untuk
mempengaruhi masyarakat agar mendukung Polri dalam menangani kasus Simulator
SIM.
Kompas.com dalam melakukan analisis
framing lebih menampilkan berita dengan
realitas yang ada sesuai dengan faktanya, walaupun
ada beberapa artikel yang dikeluarkan kompas yang membela kepentingan tertentu
yaitu Pihak KPK. Seperti meanmpilkan salah satu berita yaitu “KPK jangan ragu
sidik Simulator” dari judul tersebut lebih dimaksudkan bahwa berita yang
dikeluarkan kompas sesuai realita yang ada tetapi memiliki makna dan pandangan
yang mendukung pihak KPK. isu yang diangkat dalam perseteruan KPK dan Polri
khususnya kasus Simulator SIM adalah isu politik
Jika ditinjau dari teori Agenda Setting,
dapat dilihat bahwa media mempunya agenda tersendiri dalam melakukan
pemberitaan.Hal tersebut dikatakan sebagai agenda setting media. Secara singkat
agenda setting media dapat dikatakan jika media memberikan tekanan pada suatu
peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya
penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka penting juga bagi
khalayak. Sebaliknya apa yang tidak penting bagi media maka khalayak menganggap
tidak penting juga, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.
Dari pengamatan yang ada, maka dapat
diketahui jika Vivanews.com telah melakukan agenda setting dalam
pemberitaannya.Hal tersebut dilihat dari beberapa acuan yang meliputi
penempatan informasi, lamanya pemberitaan, isu yang sifatnya sedang hangat,
sampai kepada tingkat kredibelitas media yang mengangkat isu tersebut.Namun
frekuensi penayangan merupakan aspek yang paling menonjol dalam agenda setting
yang dilakukan Vivanews.com.
Berita tentang perseteruan KPK dan polri
hampir setiap hari dimuat oleh Vivanews.com sejak tanggal 1 Agustus 2012 hingga
30 Agustus 2012, dengan jumlah total 141 Artikel Berita dan waktu yang
dikeluarkan kebanyakan mulai pukul 15.00 sampai pukul 20.00 .Itu semua
dilakukan untuk memberikan penojolan terhadap pemberitaan tersebut.Kemudian
Vivanews.com juga seringkali mengemas judul-judul artikel berita dengan kalimat
yang menarik khalayak, yang akhirnya merasa terpanggil untuk tahu isi dari
berita dan membacanya.Selain itu kompas.com nampak tidak melakukan agenda
setting dalam pemberitannya.Mengingat artikel berita yang dimuat hanya sedikit
walaupun menyangkut isu yang sedang hangat dibicarakan.Tercatat hanya 63 Artikel sejak 1 Agustus hingga 30
Agustus 2012.
Berdasarkan realitas media yang telah
dibangun oleh Vivanews.com maka Vivanews.com berusaha untuk membangun
perspektif tentang siapa yang lebih berhak menangani kasus Korupsi terkait
simulator SIM.Hal tersebut dapat terlihat dari opini-opini yang ada didalam
artikel pemberitaan tersebut. Sementara kompas.com merupakan agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas Dengan
pandangan konstruksionis yang menyatakan bahwa media bukanlah sekedar saluran
yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan
pandangan, bias, dan pemihakannya.
Setelah dilakukan proses pengamatan
melalui perangkat framing Robert N Entman dapat dilihat bahwa vivanews.com
terlihat lebih selektif dalam pemilihan berita dan berusaha menonjolkan berita
yang dipilih dengan pemakaian kata atau kalimat yang menarik serta
menyembunyikan fakta-fakta sesuai realitas yang ada. Vivanews.com terlihat
sering sekali melupakan aspek cover both
side, didalam pemberitaan yang ditampilkan oleh Vivanews.com juga terdapat
agenda tersendiri. Kompas.com melalui perangkat framing Robert N Entman lebih
menampilkan berita sesuai fakta yang ada itu terlihat dari pemilihan berita
yang diangkat dan penulisan fakta yang ditampilkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang
pembingkaian berita yang dilakukan terhadap Vivanews.com dan Kompas.com dalam
pemberitaan perseteruan KPK dan polri, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dari
hasil analisis pembingkaian terlihat bahwa Vivanews.com lebih membentuk opini
yang mendukung satu pihak yaitu Pihak Polri, dengan penulisan berita yang tidak
memperhatikan objektivitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari
rangkaian informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pola pikir pembacanya,
sementara pembingkaian yang dilakukan Kompas.com lebih menampilkan realitas berita yang ada sesuai dengan faktanya, walaupun ada beberapa artikel yang dikeluarkan kompas yang
membela kepentingan tertentu yaitu Pihak KPK.
2.
Vivanews telah
melakukan sebuah Agenda setting. Hal tersebut terlihat dari beberapa
acuan yang meliputi penempatan informasi, lamanya pemberitaan, isu yang
sifatnya sedang hangat, sampai kepada tingkat kredibelitas media yang mengangkat
isu tersebut. banyaknya frekuensi berita yang dimuat merupakan aspek yang paling menonjol dalam
agenda setting yang dilakukan Vivanews.com. selain itu media Kompas.com
nampak tidak melakukan agenda setting dalam pemberitannya. Mengingat artikel berita
yang dimuat hanya sedikit walaupun menyangkut isu yang sedang hangat
dibicarakan.
3.
Setelah
dilakukan proses pengamatan melalui perangkat framing Robert N Entman dapat
dilihat bahwa vivanews.com terlihat lebih selektif dalam pemilihan berita dan
berusaha menonjolkan berita yang dipilih dengan pemakaian kata atau kalimat
yang menarik serta menyembunyikan fakta-fakta sesuai realitas yang ada.
Vivanews.com terlihat sering sekali melupakan aspek cover both side, didalam pemberitaan yang ditampilkan oleh Vivanews.com
juga terdapat agenda tersendiri. Kompas.com melalui
perangkat framing Robert N Entman lebih menampilkan berita sesuai fakta yang
ada itu terlihat dari pemilihan berita yang diangkat dan penulisan fakta yang
ditampilkan.
Saran-saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.
Media
sebagai alat penyampaian pesan haruslah selalu menjaga objektivitas dalam
menyampaikan pemberitaan dengan menampilkan berita sesuai dengan faktanya.
2.
Vivanews.com
dan Kompas.com sebagai portal berita onine
besar di Indonesia dapat dimengerti jika mengejar kecepatan penyampaian
berita, namun portal berita online harus
tetap memperhatikan realitas berita yang ada.
3.
Dari
hasil penelitian ini disarankan agar masyarakat lebih jeli dalam memaknai
setiap informasi yang terkandung di dalam sebuah berita. Karena bisa saja
informasi tersebut merupakan hasil konstruksi dari wartawan dan tidak sesuai
dengan realitas yang sebenarnya. Pengaruh yang diterima media kadang membuat
pergeseran makna yang mestinya disadari dengan baik oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
Cangara,
H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Effendy,
Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti Elvinaro, Ardiyanto
Eriyanto, Analisis
framing: Konstruksi, Ideology, dan Politik Media, Yogyakarta: LKiS, 2002
Entman,
R. M., & Rojecki, A. (1993).Freezing
Out the Public: Elite and Media framing of the U.S anti-nuclear
movement.Political Communication, 10(2).
Hamad,
Ibnu, 2004. Konstruksi Realitas Politik
Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analisis Terhadap Berita
Politik, Jakarta: Granit
Kriyantono,
Rachmat. 2006. Tehnik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
M.Romli
dan Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Oline: Panduan Praktis Mengelola Media
Online. Bandung. Penerbit Nuansa Cendekia
Moleong
Lexy J., 2008.Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: , PT. Remaja Rosdakarya
Peter
L. Berger dan Thomas Luckmann, The Social
Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, (New
York: 1966)
Sugiyono,
(2007).Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D, Bandung: CV. Alfabet
Sudibyo,
Agus, “Politik Media dan Pertarungan Wacana. “Yogyakarta: LKis 2001
0 komentar:
Posting Komentar