A. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat
luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu
perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang
menyebutnya dengan istilah sistem
organisasi.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a. Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan
adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran
adalah agar siswa belajar perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.
b. Fungsi
– fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya
berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut.
Misalnya suatu lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan
baik, perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
c. Komponen
– komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi
khusus, misalnya komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor,
administrator, petugas – petugas lainnya), material (buku, papan tulis,
fotografi, slide, film). Masing – masing komponen diatas menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut
juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan
instruksional.
d. Interaksi
atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen – komponen
instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan
saling membutuhkan.
e. Penggabungan
yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan
keterpaduan antara berbagai komposer instruksional dengna melaksanakan
pengembangan sistem instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
f. Proses
transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).
g. Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik
diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil
monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan –
perubahan, penentuan, perbaiakan, atau penyesuaian – penyesuain agar masing –
masing berprestasi tinggi.
h. Daerah
batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya
akan terjadi interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah
batasan tertentu.
B. Komponen – Komponen Pendidikan
B. Komponen – Komponen Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah
komponen.
Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama
melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem. Komponen-komponen yang
memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik
terdiri dari 7 komponen, yaitu :
·
Tujuan Pendidikan
·
Peserta Didik
·
Pendidik
·
Metode Pendidikan
·
Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
·
Lingkungan Pendidikan
Alat dan Fasilitas Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar
tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang
bersifat dan bernilai pendidikan.
a. Ilmu pengetahuan normatif
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah
menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam
suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai
atau pandangan hidup tertentu.
2. Peserta Didik
2. Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses
pendidikan, dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas
pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik.
3. Pendidik
3. Pendidik
Salah
satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis
pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas
pada pendidik di sekolah saja.Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah,
orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat
baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai
berikut
a. Orang Dewasa
Orang
dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa,
sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan
hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau
cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.
b. Orang Tua
Kedudukan
orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan
keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang
berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di
lingkungan keluarga mereka.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru
sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat
tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu
kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik
persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan
pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut,
kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait
dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin
disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pemimpin
Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran
pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin
keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan
sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4. Metode Pendidikan
Dalam
interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan
dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu
Metode Diktatoral
Metode Diktatoral
Metode
ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia
semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap
dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
Metode Liberal
Bersumber
dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada
diri manusia.
Metode Demokratis
Metode Demokratis
Bersumber
dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung
pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak
boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan
anak.
5. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
5. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi
pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang
biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan
tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan
keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan
pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi
pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan
adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen
pendidikan yang lain.
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat
dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya
fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan
lancar sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya
laboratorium lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen pendidikan seperti berikut :
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen pendidikan seperti berikut :
1. Tujuan dan Perioritas
Fungsinya
mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang
hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya. Contohnya ada
tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional, ada tujuan
institusional, yaitu tujuan lembaga tingkat pendidikan dan tujuan program,
seperti S1, S2, S3, ada tujuan kurikuler,
yaitu tujuan setiap suatu mata pelajaran/mata kuliah. Tujuan yang terakhir ini
dibagi dua pula, yaitu tujuan pengajaran (instruksional) umum dan tujuan
penganjaran (instruksional khusus).
2.
Peserta Didik
Fungsinya ialah
belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku
sesuai sesuai dengan tujuan sistem pendidikan. Contohnya, berapa umurnya,
berapa jumlahnya, bagaimana tingkat perkembangannya, pembawaannya, motivasinya
untuk belajar, dan sosial ekonomi orang tuanya.
3. Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya
mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini
bersumber pada sistem nilai dan cita – cita yang merupakan informasi tentang
pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan, contohnya, pemimpin yang
mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laisse – faire
4. Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya
mengatur pembagian waktu dan kegiatan. Contohnya, pembagian waktu ujian.
Wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah kerja nyata, kegiatan belajar
mengajar dan program pengalaman.
5. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk
menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta
didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan – kegiatan dalam proses
pendidikan. Contohnya, isi bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran atau
mata kuliah, dan untuk pengalaman lapangan.
6. Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk
peserta didik. Contohnya, pengalaman dalam mengajar, status resminya guru yang sudah diangkat atau tenaga sukarela dan tingkatan pendidikannya.
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk
peserta didik. Contohnya, pengalaman dalam mengajar, status resminya guru yang sudah diangkat atau tenaga sukarela dan tingkatan pendidikannya.
7. Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk
memungkikan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih
bervariasi. Contohnya film, buku, papan tulis, peta.
8. Fasilitas
Fungsinya untuk
tempat terselenggaranya proses pendidikan. Contohnya, gedung dan laboratorium
beserta perlengkapannya.
9. Teknologi
Fungsinya
mempelancar dan meningkatan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan
teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan
dengan efisien dan efektif. Contohnya, pola komunikasi satu arah, artimya guru
menyampaikan pelajaran dengan bercermah, peserta didik mendengarkan dan
mencatat, atau pola komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara guru dan
peserta didik.
10.
Pengasan Mutu
Fungsinya membina peraturan – peraturan dan standar pendidikan. Contohnya, peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian, dan penilaian.
Fungsinya membina peraturan – peraturan dan standar pendidikan. Contohnya, peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian, dan penilaian.
11. Penilitian
Fungsinya untuk
memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem
pendidikan. Contohnya, dulu bangsa Indonesia belum mampu membuat kapal terbang
dan mobil tetapi sekarang bangsa Indonesia sudah pandai. Sebelum tahun 1980 –
an, kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan
Kredit Semester (SKS), sekarang hampir seluruh perguruan tinggi telah
melakanakannya.
12. Biaya
Fungsinya
melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingka efesiensi
pendidikan. Contohnya, sekarang biaya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara keluarga, pemeritah dan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar