Putri
Ksatria
Oleh: Pauline Angelina
Hujan tiada berhenti
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi
Tangis membanjir di pipi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli
Perempuan dikekang
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang
Lemah tak berdaya
Melawan pun tak kuasa
Hanya dapat berpasrah
Menerima siksaan jiwa
Dan semua itu kini sirna
Berkat sang putri ksatria
Wahai Kartini yang mulia
Jasamu sungguh tiada tara
Perempuan bebas
Perempuan lepas
Perempuan setara
Perempuan merdeka
Tak ada lagi luka
Tak ada lagi duka
Semua telah sirna
Berkat sang putri ksatria
Inilah hasil perjuangan
Jerih payah dalam pergolakan
Wahai Kartini yang diagungkan
Kau putri ksatria pujaan perempuan
Surat Untukmu di Masa Lalu
Penulis: Lionel
Raden... Keluargamu terhormat...
Ajeng... Dirimu indah...
Kartini... Itulah kamu dikenal...
Namamu bagai lukisan yang penuh warna...
Bukumu mengubah sejarah...
Mengubah takdir perempuan...
Mengubah kekejaman masa lampau...
Biarkan kami berkarya bebas...
Masa lalu kini beralih dan telah kutulis...
Menulis untukmu kisahku kini...
Dunia yang kau nanti sudah terbukti...
Wanita sungguh maju dan tetap berbakti...
Mata yang cerah kadang penuh emosi...
Menahan air mata dan senyum rapuh tersunting di wajahnya...
Dipaksakan mencinta walau hati tak ingin...
Terus berontak menghapus kegelapan...
Namamu terus dikumandangkan...
Revolusi wanita tak ingin disia-siakan...
Kini kami disejajarkan...
Terus buktikan kamilah penerusmu ya Raden...
Alunan lagu bawakan haru biru...
Tentang semua tentang dirimu...
Sepucuk surat untukmu masa lalu...
Kuharap kau bisa baca semua itu...
Dirimu terlelap di usia muda...
Tapi karyamu terus berkelana...
Tak kenal batas bagai burung terbang bebas...
Sampai kini masih kami kenang ya Raden...
Terang kini telah terbit...
Senyum telah kembali bangkit...
Yang berlalu takkan pernah diungkit...
Kami inilah para penerusmu Kartini...
Oleh: Pauline Angelina
Hujan tiada berhenti
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi
Tangis membanjir di pipi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli
Perempuan dikekang
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang
Lemah tak berdaya
Melawan pun tak kuasa
Hanya dapat berpasrah
Menerima siksaan jiwa
Dan semua itu kini sirna
Berkat sang putri ksatria
Wahai Kartini yang mulia
Jasamu sungguh tiada tara
Perempuan bebas
Perempuan lepas
Perempuan setara
Perempuan merdeka
Tak ada lagi luka
Tak ada lagi duka
Semua telah sirna
Berkat sang putri ksatria
Inilah hasil perjuangan
Jerih payah dalam pergolakan
Wahai Kartini yang diagungkan
Kau putri ksatria pujaan perempuan
Surat Untukmu di Masa Lalu
Penulis: Lionel
Raden... Keluargamu terhormat...
Ajeng... Dirimu indah...
Kartini... Itulah kamu dikenal...
Namamu bagai lukisan yang penuh warna...
Bukumu mengubah sejarah...
Mengubah takdir perempuan...
Mengubah kekejaman masa lampau...
Biarkan kami berkarya bebas...
Masa lalu kini beralih dan telah kutulis...
Menulis untukmu kisahku kini...
Dunia yang kau nanti sudah terbukti...
Wanita sungguh maju dan tetap berbakti...
Mata yang cerah kadang penuh emosi...
Menahan air mata dan senyum rapuh tersunting di wajahnya...
Dipaksakan mencinta walau hati tak ingin...
Terus berontak menghapus kegelapan...
Namamu terus dikumandangkan...
Revolusi wanita tak ingin disia-siakan...
Kini kami disejajarkan...
Terus buktikan kamilah penerusmu ya Raden...
Alunan lagu bawakan haru biru...
Tentang semua tentang dirimu...
Sepucuk surat untukmu masa lalu...
Kuharap kau bisa baca semua itu...
Dirimu terlelap di usia muda...
Tapi karyamu terus berkelana...
Tak kenal batas bagai burung terbang bebas...
Sampai kini masih kami kenang ya Raden...
Terang kini telah terbit...
Senyum telah kembali bangkit...
Yang berlalu takkan pernah diungkit...
Kami inilah para penerusmu Kartini...
0 komentar:
Posting Komentar