Kamu berjanji kepada
saya akan menunggu saya tak kira berapa lama. Namun kemudian kamu memilih
lelaki lain yang lebih gaga, kaya raya
dan banyak uang bersuku serta beradat,
dan juga kamu bertunangan bersama nya, kamu beritahukan kepada saya yang
bertunangan itu. Bukan di paksa orang
tua
mu tapi kehendak mu sendiri, saya hampir
mati menanggung cinta ini tiga minggu
saya terlantar seperti orang gila. Dan kamu menunjukan cicin bertunangan mu di
depan muka saya dan juga kamu bukan tunangan saya tapi tunangan orang lain.
Siapa antara kita yang paling kejam. Saya menulis dalam
buku
catatan harian saya meratap dengan
kesedihan serta merendahkan diri, memohon dengan kasihan, kemudian kamu berkata
kepada saya kamu tidak bisa berbuat apa – apa sedangkan aku memperjuangkan
cinta kita hampir keluar dari anggota keluarga saya itu perjuangan saya sia –
sia
sedangkan
kamu tidak bisa berbuat apa – apa hanya bisa terdiam dan meratap kesedihan
serta menangis di depan muka saya, orang tua mu bilang kalau tidak punya uang
bagaimana masa depan anak –anak mu yang akan datang pada suatu saat nanti dan
juga orang tua mu berkata kepada saya
hidup tak bahagia kalau tak punya uang jadi kamu memilih lelaki lebih baik
kehidupan dan lebih senang berlimpah
emas
dan permata berliyan, siapa yang menghalang seseorang anak mudah yang bercita –
cita tinggi untuk menambah ilmu tapi akhirnya terbuang jauh ke kampung halaman
saya sendiri sehingga dia akhirnya
Cuma ketawa di hadapan umum dan menangis di sebalik tirai, saya tak kejam ,
saya Cuma ikat permintaan saya, bukankah kamu sendiri agar cinta kita di
hapuskan dan lupakan di gantikan dengan persahabatan yang kekal abadi.
Bulan
kekasihku, apakah yang sebenarnya terjadi sudah di tutupkah perjalanan hidup kita. Benarkah sudah putus
hubungan kita ingatkah kamu berjanji kepada saya sehidup semati apakah penyebabka aku
terhapus
dari pada hatimu. Bulan kekasihku kamu
sudah tertipu mereka dengan harta benda
dan hawa nafsu mu jangan sampai
terlintas dalam hatimu ada bahagia di dunia
ini yang melebihi bahagia cinta. Bulan kekasihku pada dirimu aku temuai tentang
lambing kesucian serta kemurnian yang penuh cinta
yang
ikhlas ketika orang lain membenciku. Karena kebodohan ku sendiri dan kamu
sambutkan tangan ku yang lemah lembut telah
kau terima suara ku yang parau ini, aku tau dengan siapa yang sebenar nya
mengirim dan membuat cerita ini untuk mengingatkan yang pertunangan kamu tidak
akan mencapai kebahagian niat yang sebenarnya ini hanyalah pertunangan demi
harta dan martabat dan emas berliyan
dan
nama baik keluarga mu sendiri, tidak, aku tidak percaya kau begitu kejam dan
ganas aku masih ingat suatu siang hari kamu berkata hati yang lemah lembut
dengan air mata yang mengalir di pipiku jatuh menghampiri bibir ku yang
berjanji dengan atas berjanji untuk hidup bersama ku untuk selamanya.
Bintang ini bukankah pertunangan demi harta dan martabat serta nama baik keluarga saya yang memutuskan untuk menerimanya dengan Aril sebagai tunangan ku. Musuh saya adalah hati saya sendiri sehingga saya terima tunangan itu dengan penghulu adat saya sendiri, kita sama –sama menangis buat sementara waktu ini.
Aku akan kerja keras demi orang yang ku sayangai dan demi masa depan ku. …
untuk mencapaikan sebuah kesuksesaan akan ku kejar mimpi sampai ke ujung dunia....
Juga akan tercapai kemuliaan bangsa saya penyatuan tanah air saya hilang segala kebenciaan dan perbedaan segala keadilan dan bahagia tercapai masih banyak lagi perjuangan hidup yang belum di
buat, dan juga banyak orang lain berkata ini adalah kisah CINTA BULAN seseorang atau pengalaman namun bagi saya ini
Adalah kisah kebangkitan sejati kisah orang yang jatuh tapi memilih untuk terus hidup bangkit dari pada kesedihan nya, kejatuhan kita bukan permulaan bagi kesedihaan
Kita tapi sebaliknya permulaan bagi kebangkitan kita jangan sekali – kali biarkan sedih dan duka mengawali diri kita.Seorang pemenang takkan
pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk sukses.
Facebook : Goresan Pena Sang Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar