Download contoh laporan p.3



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kegiatan Penerapan Perangkat Pembelajaran  ini dilaksanakan untuk melatih mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau agar bisa menjadi guru yang profesional dan berkompetensi sesuai dengan bidangnya. Setelah mendapatkan berbagai macam teori pendidikan dan teori belajar mengajar di kampus, maka mahasiswa melaksanakan praktik langsung di sekolah untuk mendapatkan pengalaman  mengajar.
Mahasiswa calon guru juga diharapkan untuk menjadi guru yang mampu mengatasi semua permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum praktik mengajar di kelas, mahasiswa yang melakukan penerapan perangkat pembelajaran (P3) harus terlebih dahulu membuat perangkat pembelajaran karena perangkat pembelajaran itulah yang menjadi dasar untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi : rincian minggu efektif, silabus, program tahunan, program semester, identifikasi aspek kompetensi, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, analisis soal, analisis hasil belajar, dan kriteria ketuntasan minimal.
Selain itu, mahasiswa diharapkan untuk belajar dan memperoleh pengalaman dalam mendidik siswa secara langsung, baik dan benar. Mahasiswa juga mampu mendidik siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan pedoman dan peraturan di sekolah tempat melaksanakan program pengalaman lapangan tersebut, yang dalam hal ini saya melaksanakannya di SMP Negeri O Mangunharjo.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1.   Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran operasi bilangan bulat berpangkat pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo?
2.   Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menghitung kuadrat dan akar kuadrat bilangan bulat pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo?
3.   Bagaimana pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bilangan pecahan pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo ?
4.   Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo?
5.   Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengubah pecahan biasa kedalam pecahan desimal dan sebaliknya, mengubah pecahan biasa kedalam bentuk persen dan permil dan sebaliknya pada siswa kelas VII SMP N O Mangunharjo?
6.   Bagaimana pelaksanaan pembelajaran opersi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan pada siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo?

C.  Ruang Lingkup Pelaksanaan P3
a.         Subjek pelaksanaan P3 adalah siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo yaitu kelas VII.F.
b.         Materi yang dibahas dalam pelaksanaan P3 ini adalah
a)    Bilangan bulat berpangkat
b)   Kuadrat dan akar kuadrat  bilangan bulat
c)    Mengenal bilangan pecahan
c.         Jenis model pembelajaran yang digunakan yaitu :
Model : konvensional
Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan.

D. Tujuan Pelaksanaan P-3
Program Penerapan Pelaksanaan Pembelajaran (P3) ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam profesi keguruan sehinga  mereka mampu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan di masyarakat. Adapun tujuan P3 ini antara lain :
1.      Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran operasi bilangan bulat berpangkat pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo.
2.      Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran menghitung kuadrat dan akar kuadrat bilangan bulat pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo.
3.      Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bilangan pecahan pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo.           
4.      Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo.
5.      Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran mengubah pecahan biasa kedalam pecahan desimal dan sebaliknya, mengubah pecahan biasa kedalam bentuk persen dan permil dan sebaliknya pada siswa kelas VII SMP N O Mangunharjo.
6.      Memberikan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran opersi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan pada siswa kelas VII SMP N O Mangunharjo.


E. Manfaat Pelaksanaan P-3
Pelaksanaan Penerapan Pelaksanaan Pembelajaran (P3) diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua komponen yang terkait yaitu :
1.    Manfaat bagi mahasiswa praktikan
a.    Praktik (P3) dapat mengetahui dan mempraktikan secara langsung mengenai cara-cara pembuatan perangkat pembelajaran seperti Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibimbing oleh guru pamong masing-masing.
b.    Praktik (P3) juga dapat mempraktikan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan melalui proses pengajaran yang dibimbing oleh guru pamong di dalam kelas.
c.    Mahasiswa (P3) diharapkan mempunyai bekal yang menunjang tercapainya penguasaan kompetensi profesional, personal, dan kemasyarakatan.
d.   Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
e.    Mengetahui dan mengenal secara langsung kegiatan dan kegiatan pendidikan lainnya disekolah latihan.

2.    Manfaat untuk sekolah
a.    Dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam membimbing anak-anak didik maupun  mahasiswa P3 serta dapat menambah profesionalisme guru di dalam proses belajar mengajar.
b.    Mempererat kerjasama antara sekolah latihan dengan perguruan tinggi yang bersangkutan.















BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Opersai Hitung Pada Bilangan Bulat Berpangkat
Definisi : Pangkat artinya perkalian yang berulang.
           
                        sebanyak n faktor
            = bilangan berpangkat
            a = bilangan pokok
            n = pangkat
Contoh :
a.      
b.     

·         Jenis-jenis bilangan berpangkat
1.    Bilangan berpangkat bulat positif
Contoh:
2 x 2 x 2 =                     dibaca dua pangkat tiga
-3 x -3 x -3 x -3 x -3 =                           dibaca negatif tiga pangkat lima
 
2.  Perkalian bilangan berpangkat


Contoh :
                 Hitunglah !
a.      
b.     
3.      Pembagian bilangan berpangkat


 
 


Contoh :
Hitunglah !
a.       85 : 83 = 85-3 = 82 = 64
b.       = 2-3 – (-7)  = 2-3 + 7 = 24 = 16
4.     
(am)n = am x n

 
Perpangkatan bilangan berpangkat
  
Contoh :
a.       (23)2 = 23 x 2 = 26 = 64
b.       =
5. Bilangan berpangkat nol (0)
  a0 = 1
berapapun nilai a dipangkatkan nol (0) sama dengan satu.
Contoh:
a.       150 = 1
b.      10000 = 1
6. Pangkat negatif
a-m =
 
   

contoh :
Hitunglah !
a.       3-3 =
b.      4-2 =
 
 
    


 

 
Contoh :



B.     Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan Bulat
·         Kuadrat
Definisi : Kuadrat artinya pangkat dua.
Contoh :
a.    22 = 2 x 2 = 4
b.    -32 = (-3) x (-3) = 9
c.    (4)2 = 16

·         Akar kuadrat bilangan bulat
Definisi:
Akar kuadrat artinya kebalikan dari kuadrat.


 

 
 


Contoh :
a.   
b.   
c.   

·        Cara menetukan akar kuadrat bilangan bulat
a.   
Penyelesaian:
1.      Pisahkan bilangan 196 menjadi beberapa                        = 14
Bilangan mulai dari belakang.
2.      Perhatikan bilangan pada kelompok pertama.      1 x 1  =1           -
kemudian, carilah suatu bilangan yang apabila     1+1  = 2
dikuadratkan maka hasilnya tidak akan lebih
dari bilangan tersebut.                                      2 4 x 4    =       96   -
3.      Lakukan operasi pengurangan dengan bilangan                        0
pada kelompok pertama.
4.      Turunkan bilangan pada kelompok ke dua.
5.      Jumlahkan kedua bilangan pada bagian kiri.
6.      Simpan hasilnya untuk melakukan proses perhitungan.
7.      Lengkapi . . . dengan suatu bilangan sehingga hasil
Dari 2 . . . x . . . tidak akan lebih dari 96.
8.      Lakukan kembali operasi pengurangan.
9.      Simpan bilangan tersebut sebagai hasil dari
10.  Jika hasil pengurangan adalah 0 maka proses mencari
Nilai akar kuadrat telah selesai.

C.    Mengenal Bilangan Pecahan
Definsi :
Bilangan pecahan artinya bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk  , dengan a,b bilangan bulat, b .
  ,
a sebagai pembilang
b sebagai penyebut
contoh :
 . . .

1.    Jenis-jenis bilangan pecahan
a.    Pecahan murni
Pecahan murni yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari pada penyebutnya.
Contoh :
 
b.      Pecahan tidak murni
Pecahan tidak murni yaitu pecahan yang penyebutnya lebih kecil dari pada pembilangnya.
Contoh :
 
c.    Pecahan campuran
Pecahan campuran yaitu pecahan yang terdiri atas bilangan bulat a, b dan c dengan  adalah pecahan murni.
Contoh :
3

2.    Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya.
Dengan cara melakukan pembagian antara pembilang dan penyebutnya.
Contoh :
1)     Ubahlah pecahan biasa kedalam pecahan campuran !
a.   
b.   
c.    
Penyelesaian :
a.   
b.   
c.    

2)      Ubahlah pecahan campuran keadalam pecahan biasa !
a.       3
b.    11
c.     21
Penyelesaian :
a.     3 =
b.    11 =
c.     21 =

3.      Pecahan senilai
Definisi:
Pecahan senilai yaitu suatu pecahan nilainya akan sama apabila antara pembilang dan penyebutnya dikali, dibagi dengan bilangan yang sama.
Contoh :
Dari pecahan-pecahan ini , ,  , . Manakah yang senilai dengan pecahan dibawah ini !
a.   
b.   
       Penyelesaian :
       a. =  =
       b.   =  =

D.      Menyederhanakan pecahan
Definisi : suatu bilangan yang bernilai sama dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan FPB.


 
    


 
Contoh :
Sederhanakanlah pecahan-pecahan dibawah ini dalam bentuk yang paling sederhana !
a.      
b.     
c.   

Penyelesaian :
a.
b.
c.

·         Membandingkan pecahan
Definisi : pecahan yang memiliki sama penyebutnya dapat langsung membandingkan pembilangnya, jika pecahan yang memiliki penyebut yang berbeda maka disamakan terlebih dahulu.
Contoh :
Lengkapilah pecahan-pecahan dibawah ini dengan tanda  , agar perbandingan pecahan tersebut menjadi benar !
a.
b.
c.
d.
penyelesaian :
a.
b.
c.
d.

·         Mengurutkan pecahan
Definisi : mengurutkan pecahan dengan menyamakan penyebutnya kemudian mengurutkannya berdasarkan urutan pembilangnya.
Contoh :
Jika pecahan-pecahan  diurutkan mulai dari pecahan yang terkecil !
Penyelesaian :
.
=
Jadi urutanya adalah

E.     Pecahan Desimal
Definisi :
Pecahan desimal yaitu bilangan yang didapat dari hasil pembagian suatu bilangan dengan (0, 10, 100, 1000, ... ) dan ditulis dengan menggunakan koma (,).
Contoh :
1.      Ubahalah pecahan biasa berikut menjadi pecahan desimal !
a.      
b.     
2.      Ubahlah pecahan desimal kedalam pecahan biasa !
a.       O,3 = ....
b.      0,65 = ....
Penyelesaian :
1.      a.
b.
2.      a. 0,3 =
b. 0,65 =

·         Persen (%)
Definisi :
Persen (%) yaitu suatu pecahan yang berpenyebut 100 (perseratus).
Contoh :
1.      Ubahlah pecahan biasa kedalam bentuk persen !
a.      
b.     
2.      Ubahalah bentuk persen kedalam pecahan biasa !
a.       2 % = ....
b.      15 % = ....
3.      Ubahlah bentuk desimal kedalam bentuk persen !
a.       0,5 = ....
b.      0,25 = ....
Penyelesaian :
1.      a.
b.
2.      a. 2 % =
b.15 % =
3.      a. 0,5 =
b.0,25 =

·         Permil (0/00)
Definisi :
Permil (0/00) yaitu suatu pecahan yang berpenyebutnya 1000 (perseribu).
Contoh :
1.      Ubahlah pecahan biasa kedalam bentuk permil !
a.        = ....
b.       = ....
2.      Ubahlah bentuk permil kedalam pecahan biasa !
a.       15 0/00 = ....
b.      115 0/00 = ....
3.      Ubahlah bentuk desimal kedalam bentuk permil !
a.       0,05 = ....
b.      0,250 = ....
Penyelesaian :
1.      a.  10000/00 = 320 0/00
b. x 1000 0/00 = 200 0/00
2.      a. 15 0/00 =
b. 115 0/00 =
3.      a. 0,05 =  x 1000 0/00 = 50 0/00
b. 0,250 =  x 1000 0/00 = 250 0/00

F.     Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan
1.      Penjumlahan pecahan
·         Jika penyebutnya telah sama, maka dapat langsung menjumlahkan pembilangnya.
·         Jika penyebutnya berbeda, maka samakan terlebih dahulu.
Contoh:
a.      
Karena penyebutnya sudah sama, maka dapat langsung menjumlahkan pembilangnya,
b.     
Karena penyebutnya belum sama, yaitu 6 dan 8, maka samakan terlebih dahulu penyebutnya dengan menentukan KPK dari 6 dan 8 adalah 24, maka penyebut keduanya adalah 24.
 
c.       2
Pertama ubahalah menjadi pecahan biasa, kemudian samakan penyebutnya. Setelah itu, baru dijumlahkan pembilangnya.
2

2.      Pengurangan Pecahan
·         Jika penyebutnya sudah sama, maka tinggal mengurangi pembilangnya.
·         Jika penyebutnya berbeda, maka samakan terlebih dahulu dengan mencari KPK dari penyebut-penyebutnya, lalu baru kurangkan pembilangnya.
Contoh :
a.      
Penyebutnya sudah sama yaitu 7, sehingga tinggal dikurangkan pembilangnya.
 
b.     
Penyebutnya belum sama yaitu 8 dan 3, sehingga harus disamakan terlebih dahulu dengan menggunakan KPK dari 8 dan 3, yaitu 24.
 
3.      Perkalian Pecahan
Hasil perkalian dua pecahan diperoleh dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.


 
C x  =


 
 


 
Dalam perkalian pecahan, jika terdapat pecahan campuran, maka pecahan campuran itu harus dinyatakan sebagai pecahan biasa.
Contoh :
a.       1
                =
                  =
                  =
b.     

4.      Pembagian Pecahan
Membagi suatu pecahan sama artinya dengan mengalikan dengan kebalikan pecahan itu.
 


 
Jika dalam pembagian pecahan terdapat pecahan campuran, maka pecahan campuran itu harus dinyatakan sebagai pecahan biasa terlebih dahulu.
Contoh :
a.      
              =
b.      2



















BAB III
METODE PELAKSANAAN

A.  Metode Penyampaian
Model Pembelajaran Konvensional
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1995:523), dinyatakan bahwa “konvensional adalah tradisional”, selanjutnya tradisional diartikan sebagai “sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun”, oleh karena itu, model konvensional dapat juga disebut sebagai model tradisional. Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa model konvensional adalah suatu pembelajaran yang mana dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam  penyampaian pelajaran pengajar masih mengandalkan ceramah.
 Dalam model konvensional, pengajar memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi tersebut kepada  peserta didik. Sementara peserta didik mendengarkan secara teliti serta mencatat  pokok-pokok penting yang dikemukakan pengajar sehingga pada pembelajaran ini kegiatan proses belajar mengajar didominasi oleh pengajar. Hal ini mengakibatkan peserta bersifat pasif, karena peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar, akibatnya peserta didik mudah jenuh, kurang inisiatif, dan bergantung pada pengajar.
Bahan pengajaran konvensional sangat terbatas jumlahnya, karena yang menjadi tulang punggung kegiatan instruksional di sini adalah pengajar. Pengajar menyajikan isi pelajaran dengan urutan model, media dan waktu yang telah ditentukan dalam strategi instruksional. Kegiatan instruksional ini berlangsung dengan menggunakan pengajar sebagai satu-satunya sumber belajar sekaligus  bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Pelajaran ini tidak menggunakan bahan ajar yang lengkap, namun berupa garis besar isi dan jadwal yang disampaikan diawali pembelajaran, beberapa transparansi dan formulir isian untuk dipergunakan sebagai latihan selama proses pembelajaran. Peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dengan cara mendengar ceramah dari  pengajar, mencatat, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional menempatkan pengajar sebagai sumber tunggal (Subaryana, 2005:9).
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
  1. Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dan memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang diajarkan 
  2. Guru menerangkan bahan ajar secara verbal 
  3. Guru memberikan contoh-contoh sebagai ilustrasi dari apa yang sedang diterangkan dan juga untuk memperdalam pengertian, guru memberikan contoh langsung seperti benda, orang, tempat, atau contoh tidak langsung, seperti model, miniatur, foto, gambar di papan tulis dan sebagianya. Contoh-contoh tersebut sedapat mungkin diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari siswa-siswi.
  4. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab pertanyaannya
  5. Guru memberikan tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan contoh soal yang telah diberikan 
  6. Guru mengkonfirmasi tugas yang telah dikerjakan oleh siswa 
  7. Guru menyimpulkan inti pelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran konvensional guru memberikan apersepsi dilanjutkan dengan menerangkan bahan ajar secara verbal dilanjutkan dengan memberikan contoh-contoh, guru membuka sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan pemberian tugas, guru melanjutkan dengan mengkonfirmasi tugas yang dikerjakan siswa dan guru menyimpulkan inti pelajaran.

Pada pembelajaran konvensional tanggung jawab pengajar dalam membelajarkan peserta didiknya cukup besar, serta peranan pengajar dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Menurut Subaryana (2005:9)  bahwa pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efisien tetapi hasilnya belum memuaskan. kelebihan dan kekurangan pada model  pembelajaran konvensional ini adalah sebagai berikut :
a.       Kelebihan
1.      Efisien.
2.      Tidak mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar.
3.      Mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik.
b.      Kelemahan
1.      Kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik.
2.      Bersifat pengajar centris.
3.      Sulit digunakan dalam kelompok yang heterogen.
4.      Gaya mengajar yang sering berubah-ubah atau perbedaan gaya mengajar dari pengajar yang satu dengan yang lain dapat membuat kegiatan instruksional tidak konsisten.
 Kelebihan dan kelemahan model konvensional menurut (Purwoto, 2003:67) sebagai berikut ini :
Kelebihan model pembelajaran konvensional
a.       Dapat menampung kelas yang besar, tiap peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk mendengarkan.
b.      Bahan pengajaran atau keterangan dapat diberikan lebih urut.
c.       Pengajar dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
d.      Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena pengajar tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik.
e.       Kekurangan buku dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pengajaran dengan model ini.
Kekurangan model pembelajaran konvensional
a.       Proses pembelajaran berjalan membosankan dan peserta didik menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b.      Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat peserta didik tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
c.       Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini lebih cepat terlupakan.
d.      Ceramah menyebabkan belajar peserta didik menjadi belajar menghafal yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

Dalam pelaksanaan penerapan perangkat pengajaran (P3) penulis harus dapat memilih metode penyampaian yang sesuai dengan materi yang penulis ajarkan. Sehingga dapat tercapai indikator yang diharapkan. Metode penyampaian yang digunakan selama pelaksanaan praktik mengajar adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan. Metode ceramah digunakan sebagai pengantar materi awal pembelajaran dimana guru pertama kali menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan, kemudian diskusi sebagai bentuk kegiatan siswa aktif dalam pembelajaran dan tanya jawab adalah kegiatan untuk memperesentasikan hasil diskusi secara klasikal, metode penugasan sebagai evaluasi seberapa besar siswa menguasai materi yang sudah diajarkan, sehingga yang diharapkan di sini siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan guru hanya memandu kegiatan siswa dan dapat melihat kemampuan siswa selama proses belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang saya gunakan pada saat mengajar adalah konvensional. Pada model pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam proses  belajar mengajar, dengan menggunakan model ini guru lebih mudah untuk melihat siswa yang benar-benar peham atau mengerti pelajaran yang sudah diajarkan guru.




B.     Jadwal Pelaksanaan

Hari
Jam
Kelas
selasa
11.20-12.40
VII.F
Kamis
10.40-12.00
VII.F







No.
Hari/Tanggal
Pokok Bahasan
JP
Kelas
Buku Sumber
1.
Kamis, 20 Agustus 2015
Sifat - sifat bilangan berpangkat.
2 JP
VII.F
Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.

2.
Selasa, 25 Agustus 2015
1.  Kuadrat dan Akar Kuadrat pada Bilangan Bulat.
2.  Ulangan Harian

2 JP
VII.F
Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.


3.
Kamis, 27 Agustus 2015
Bilangan Pecahan (Jenis-jenis Bilangan Pecahan).
2 JP
VII.F
Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.

4.
Selasa, 01 September 2015
Bilangan Pecahan (Menyederhanakan pecahan, membandingkan pecahan dan mengurutkan pecahan).
2 JP
VII.F
Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.


5.
Selasa, 08 September 2015
Bilangan Pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) dan Ulangan Harian.
2 JP
VII.F
Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.

6.
Kamis, 10 September 2015
Bilangan Pecahan (operasi hitung pecahan : penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian).
2 JP
VII.A
Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.




BAB IV
HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pelaksanaan
Pelaksanaan ini dilakukan mulai dari tanggal 03 Agustus 2015 sampai 10 Oktober 2015, di kelas VII.F SMP Negeri O Mangunharjo yang berjumlah 29 siswa. Pelaksanaan ini dilakukan penulis sesuai dengan tatap muka setiap pertemuan di dalam kelas.
Sebelum model pembelajaran diterapkan, mahasiswa melihat tidak adanya semangat yang terlihat pada diri siswa kelas VII.F SMP Negeri O Mangunharjo, bosan saat mengikuti pembelajaran yang menyebabkan siswa sibuk dengan teman maupun sibuk menggambar dibuku tulis mereka. Ketika siswa mengikuti pembelajaran di dalam kelas menggunakan model pembelajaran yang lainnya, saat guru masuk pertama siswa semangat mengikuti proses pembelajaran tetapi setelah 15 menit proses pembelajaran dimulai siswa mulai sibuk dengan dunia mereka seperti asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, maupun bermain-main dengan teman lainnya, sering keluar kelas dengan alasan izin ke kamar kecil, meskipun guru telah menasehati siswa tetapi tetap siswa tidak begitu mengikuti proses pembelajaran dengan baik, terlihat saat siswa diberi pertanyaan oleh guru mata pelajaran, mereka kebingungan, membuka-buka buku catatan karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Hal itu dapat menyebabkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai guru tidak berjalan dengan baik. Berikut hasil pelaksanaan di dalam kelas :
1.      Pelaksanaan Pembelajaran Operasi Hitung pada Bilangan Bulat Berpangkat Pertemuan 1
Mengidentifikasi bilangan berpangkat, menentukan hasil operasi hitung pada bilangan berpangkat. Pada kompetensi dasar ini mempelajari melakukan opersi hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator yang harus dicapai yaitu menentukan hasil operasi hitung pada bilangan berpangkat.
Berdasarkan indikator di atas maka tujuan pembelajarannya adalah:
a.     Peserta didik dapat menyelesaikan operasi hitung pada bilangan bulat berpangkat (pangkat bilangan bulat positif, perkalian pada bilangan berpangkat, pembagian pada bilangan berpangkat,perpangkatan pada bilangan berpangkat).
b.    Pesrta didik dapat mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan baik yang berkaitan dengan materi mengenai operasi hitung pada bilangan bulat berpangkat.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi opersai bilangan berpangkat ini dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran ini diberikan test atau penugasan terhadap siswa, untuk mengetahui apakah siswa benar-benar memperhatikan saat pembelajaran.

2.      Pelaksanaan Pembelajaran Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan Bulat Pertemuan 2
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator yang harus dicapai adalah:
a.     Menentukan hasil operasi  hitung kuadrat bilangan bulat
b.    Definisi akar kuadrat
c.     Menentukan nilai akar kuadrat bilangan bulat
Berdasarkan indikator di atas, maka tujuan pembelajarannya  peserta dididk diharapkan dapat:
a.    Menjelaskan pengertian akar kuadrat.
b.    Menghitung kuadrat dan  akar kuadrat  bilangan bulat.
c.    Memecahkan setiap masalah tentang kuadrat dan akar kuadrat bilangan bulat dengan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi kuadrat dan akar kuadrat yaitu  dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran ini diberikan tanya jawab dan penugasan kepada siswa.

3.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (jenis-jenis bilangan pecahan) Pertemuan 3
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan,dimana indikator yang harus dicapai adalah:
a.     Menjelaskan definisi bilangan pecahan.
b.    Jenis-jenis bilangan pecahan.
c.     Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya.
d.    Menentukan pecahan senilai
Berdasarkan indikator di atas, maka tujuan pembelajarannya peserta didik diharapkan dapat :
a.    Menjelaskan definisi bilangan pecahan.
b.    Memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis-jenis bilangan pecahan.
c.    Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran, dan sebaliknya.
d.   Menentukan pecahan senilai.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi bilangan pecahan (jenis-jenis bilangan pecahan) ini dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran ini diberikan permainan dalam bentuk soal memakai karton dan menjawabnya dengan memasangkan sesuai pasangannya dan mencari jawabannya dapat memncari dengan tabel musi (tabel multifungsi) sebagai media pambaelajaran terhadap siswa. Diakhir kegiatan dengan dibimbing siswa merangkum materi yang sudah diajarkan.

4.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan) Pertemuan 4
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator yang harus dicapai adalah:
a.     Menyederhanakan Pecahan.
b.    Membandingkan Pecahan.
c.     Mengurutkan Pecahan
Berdasarkan indikator di atas, maka tujuan pembelajarannya  peserta dididk diharapkan dapat:
a.    Menyederhanakan Pecahan.
b.    Membandingkan Pecahan.
c.    Mengurutkan Pecahan.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi bilangan pecahan (menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan) yaitu  dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran ini diberikan tanya jawab dan bimbingan untuk siswa merangkum materi,kemudian siswa diberi  penugasan/PR.



5.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) Pertemuan 5
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator yang harus dicapai adalah:
a.    Mengubah bentuk pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan sebaliknya.
b.    Menentukan hasil Persen dan Permil.
c.    Mengubah bentuk pecahan biasa menjadi Persen, Permil dan sebaliknya.
Berdasarkan indikator di atas, maka tujuan pembelajarannya  peserta dididk diharapkan dapat:
a.    Mengubah bentuk pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan sebaliknya.
b.    Menentukan hasil Persen dan Permil.
c.    Mengubah bentuk pecahan biasa menjadi Persen, Permil dan sebaliknya.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi bilangan pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) yaitu  dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Kegiatan pembelajaran ini diberikan tanya jawab kepada siswa, setelah kegiatan tanya jawab dan sudah tidak ada pertanyaan lagi dari siswa dan siswa sudah dianggap mengerti terhadap materi yang sudah disampaikan. Dalam kegiatan akhir saya meminta untuk siswa menyiapkan selembar kertas untuk mengerjakan soal ulangan harian dan dikerjakan hari itu juga, guna untuk mengevaluasi siswa apakah siswa benar-benar mengerti dari materi yang sudah disampaikan.



6.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) Pertemuan ke-6
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator yang harus dicapai adalah menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan.
Berdasarkan indikator di atas, maka tujuan pembelajarannya  peserta dididk diharapkan dapat:
·       Menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi bilangan pecahan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan) yaitu  dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran ini diberikan tanya jawab dan bimbingan untuk siswa merangkum materi,kemudian siswa diberi  penugasan/PR.

B.       PEMBAHASAN
1.    Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Berpangkat Pada Bilangan Bulat Pertemuan ke-1
Kamis, 20 Agustus 2015, ini adalah hari pertama saya memulai praktik mengajar (dibimbing dengan guru pamong), sesuai dengan jadwal yang ditentukan saya mengajar di kelas VII.F dengan materi pembelajaran bilangan berpangkat pada bilangan bulat, saya menggunakan metode konvensional berupa ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan. Hal pertama yang saya lakukan adalah memperkenalkan diri atau (perkenalan), mengabsen siswa, mengecek kesiapan siswa dan dilanjutkan dengan apresiasi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah itu baru pembelajaran dimulai. Pembelajaran hari ini sangat menyenangkan meskipun siswanya masih belum bisa untuk diatur, tapi mereka unik dengan segala kepolosan mereka. Kemudian materi bilangan berpangkat pada bilangan bulat ini sudah pernah di pelajari di SD sehingga mereka tinggal mengingat kembali materi yang telah di ajarkan, walupun ada sebagian siswa yang sudah lupa dengan materi tersebut tetapi di sini saya memancing siswa untuk mengingat kembali materi tersebut supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Kesulitan pertama dalam mengajar mungkin cara penguasan kelas tetapi setelah kita sudah mulai berbaur dengan siswa dan sudah mulai mengenal karakter siswa, penguasan kelas pun sudah dapat diatur.
Menurut Guru Pamong Saya (Ibu Ngatiyem,S.Pd) cara mengajarnya sudah lumayan bagus, saya menerima semua masukan dari guru pamong saya untuk memperbaiki praktik dihari selanjutnya dan menjadi bekal untuk saya kelak agar menjadi lebih baik lagi.

2.    Pelaksanaan Pembelajaran Kuadrat dan Akar Kuadrat Pertemuan ke-2
Sabtu, 25 Agustus 2015, untuk kesempatan kedua ini saya dijadwalkan praktik mengajar dan langsung dibimbing oleh guru pamong dikelas yang sama yaitu kelas VII.F. Awalnya saya merasa takut pada pembelajaran hari ini tidak berjalan lancar seperti yang saya inginkan, meskipun persiapan yang saya lakukan sudah jauh-jauh hari sebelum proses pembelajaran berlangsung. Yang saya takutkan disini siswanya  yang sulit diatur khususnya kelas VII.F. Tetapi di luar dugaan siswanya sudah mulai bisa di atur mereka aktif dan mereka membuat saya betah dan lupa waktu. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, materi pembelajaran hari ini adalah kuadrat dan akar kuadrat pada bilangan bulat, pada materi kuadrat dan akar kuadrat  pada bilangan bulat ini sudah pernah di pelajari di SD sehingga mereka tinggal mengingat kembali materi yang telah di ajarkan, walupun ada sebagian siswa yang sudah lupa dengan materi tersebut tetapi di sini saya memancing siswa untuk mengingat kembali materi tersebut supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.  Pada pembelajaran hari ini saya menggunakan metode konvensional, dan menggunakan media berupa karton yang betuliskan materi pembelajaran tentang materi tersebut. Pada akhir pembelajaran saya memberikan siswa tugas atau latihan untuk dikerjakan hari itu juga agar saya dapat melihat siswa yang paham dan belum paham tentang materi yang diajarkan, hampir sebagian siswa mendapatkan nilai di atas KKM tetapi ada juga beberapa siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, itu dikarenakan mereka kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 

3.    Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (Sifat-sifat Bilangan Pecahan) Pertemuan ke-3
Kamis, 27 Agustus 2015, pada pertemuan ketiga ini saya tidak merasa gugup atau gemetar lagi karena sudah mulai terbiasa dengan suasana kelas yang saya ajarkan. Pada pertemuan ini saya masih mengajar kelas VII.F dengan menggunkan Media Pembelajaran berupa spanduk (tabel musi/tabel multifungsi)  dan karton yang berisikan materi pembelajaran dan soal, metode yang saya gunakan masih metode konvensional yaitu berupa ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah memberi salam kepada siswa, mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, pada pembelajaran hari dengan materi bilangan pecahan (sifat-sifat bilangan pecahan). Hampir beberapa siswa mengetahui tentang sifat-sifat bilangan pecahan, tetapi yang lainnya banyak juga yang belum mengetahui. Pada materi ini siswa mulai aktif bertanya karena rasa ingin tahu yang mereka miliki. Pada tahap penilaian saya menggunakan diskusi dan permainan agar siswa lebih tertarik dalam belajar, dan hampir semua siswa semangat dan antusias dalam menjawab dari pertanyaan yang saya berikan melalui permainan yang saya buat. Tidak sia-sia ternyata hasil penilaian siswa pun hampir seluruh diatas KKM walaupun ada beberapa siswa yang masih ada dibawah KKM. Tetapi pembelajaranpun hampir sepenuhnya berhasil.

4.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan) Pertemuan ke-4
Selasa, 01 september 2015, pada pertemuan ke-4 ini saya sudah merasa biasa dalam masuk kelas yang saya ajarkan. Pada pertemuan ini saya masih mengajar kelas VII.F dengan menggunkan Media Pembelajaran berupa spanduk (tabel musi/tabel multifungsi)  dan karton yang berisikan materi pembelajaran dan soal, metode yang saya gunakan masih metode konvensional yaitu berupa ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah memberi salam kepada siswa, mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, pada pembelajaran hari dengan materi bilangan pecahan (menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan).  Saya mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi sebelumnya karena dalam materi ini akan sulit dipahami jika pada materi sebelumnya siswa belum sepenuhnya menguasai, dengan mempelajari materi ini siswa nanti bisa mengerjakan soal atau latihan yang diberikan oleh guru dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
saya melakukan kegiatan diskusi, tanya jawab dan penugasan. Kemudian membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah yang didiskusikan . Setelah diberikan bimbingan , siswa diminta membuat rangkuman.

5.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) Pertemuan ke-5
Selasa, 08 September 2015, pertemuan ke-5 ini saya sudah merasa biasa dalam masuk kelas yang saya ajarkan.Pada saat saya masuk ke kelas siswa mulai siap dan antusias dalam pelajaran ini. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah memberi salam kepada siswa, mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, pada pembelajaran hari dengan materi bilangan pecahan (pecahan desimal, persen dan permil). Saya  mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi sebelumnya agar siswa lebih cepat menerima dalam materi yang akan saya sampaikan. Saya memberi memotivasi  kepada siswa dengan cara menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, dengan mempelajari materi ini siswa nanti bisa menghitung dalam pecahan desimal,persen dan permil. Saya  melakukan kegiatan tanya jawab, setelah dalam kegiatan tersebut selasai dan tidak ada lagi siswa yang bertanya, saya meminta siswa untuk merangkum materi yang saya ajarkan. Kemudian saya meminta siswa untuk menyiapkan lembaran kertas untuk mengerjakan soal ulangan harian pada hari itu juga.

6.      Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan) Pertemuan ke-6
Kamis, 10 september 2015, pada pertemuan ke-6 ini saya sudah merasa biasa dalam masuk kelas yang saya ajarkan. Pada pertemuan ini saya masih mengajar kelas VII.F. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah memberi salam kepada siswa, mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, pada pembelajaran hari dengan materi bilangan pecahan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan).  Saya mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi sebelumnya karena dalam materi ini akan sulit dipahami jika pada materi sebelumnya siswa belum sepenuhnya menguasai, dengan mempelajari materi ini siswa nanti bisa mengerjakan soal atau latihan yang diberikan oleh guru dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya melakukan kegiatan tanya jawab dalam materi yang sudah saya sampaikan dan sudah tidak ada lagi siswa yang menanyakan dalam materi tersebut saya memberikan penugasan bimbingan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Setelah diberikan bimbingan , siswa diminta membuat rangkuman materi tersebut.















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Program Penerapan Perangkat Pembelajaran (P3) sangat berperan bagi para calon guru. Penerapan Perangkat Pembelajaran (P3) ini merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu para calon guru yang kita peroleh dari bangku kuliah, selain itu melatih mahaswa untuk mengenali bagaimana situasi sekolah, siswa dan para guru, dalam hal pendidikan yang sesungguhnya karena situasi inilah yang akan kita hadapi ketika kita mengabdikan diri kita dalam masyarakat dan dunia pendidikan yang tujuannya adalah ingin membentuk generasi penerus bangsa yang sangat kita cintai ini, generasi yang akan membangkitkan bangsa kita yang sempat terpuruk.
Dengan adanya penerapan perangkat pembelajaran (P3) ini diharakan mahasiswa calon guru akan lebih terlatih dan dapat menjadi seseorang guru yang profesional dan bertanggung jawab, selain itu dapat membawa wawasan para mahasiswa. Setelah penerapan perangkat pembelajaran (P3) ini khususnya di SMP Negeri O Mangunharjo ini penulis dapat memberikan kesimpulan akhir bahwa untuk menjadi seorang guru yang profesional cukup sulit hal ini dapat dirasakan ketika menghadapi kondisi dunia pendidikan yang sesungguhnya, selain itu dilihat dari segi situasi disekolah tempat pelaksanaan penerapan perangkat pembelajaran (P3) kondisi dan situasi cukup baik apalagi sekolah ini memiliki status yang sangat baik terekreditasi“A”.
Pelaksanaan penerapan perangkat pembelajaran (P-3) di SMP Negeri O Mangunharjo telah dilaksanakan dengan baik dan lancar, perangkat pembelajaran yang dibuat pun telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Materi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo yakni bilangan berpangkat, kuadrat dan akar kuadrat dan bilangan pecahan. Terbukti dari minat belajar siswa ketika materi tersebut terlihat siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
Model pembelajaran yang bisa digunakan untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang kondusif di mata pelajaran matematika yakni dengan model pembelajaran konvensional yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada materi di atas.

B.     Saran
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik sebagaimana yang diharapkan oleh lembaga pendidikan, penulis ingin mengemukakan beberapa saran antara lain :
1.      Untuk kelancaran pelaksanaan penerapan perangkat pembelajaran (P3), di kemudian hari diharapkan kepada mahasiswa agar mempersiapkan diri semaksimal mungkin, sebelum terjun ke sekolah latihan.
2.      Mengingat waktu pelaksanaan penerapan perangkat pembelajaran (P3), yang sangat singkat hendaknya mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin sebagai modal untuk menjadi calon guru yang profesional.
3.      Pentingnya interaksi yang harmonis dengan kepala sekolah, dewan guru, pegawai sekolah setempat untuk memperlancarkan proses Penerapan Perangkat Pembelajaran (P3).







DAFTAR PUSTAKA
Saleh, Moh, dkk.1996. Matematika SLTP. Jakarta: Yudhistira
Soejadi, R dan Moejono. 1994. Matematika SLTP. Jakarta: Balai Pustaka
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2015. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Perangkat Pembelajaran (PPP).Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Subscribe for latest Apps and Games


0 komentar:

Posting Komentar