BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan
Penerapan Perangkat Pembelajaran ini
dilaksanakan untuk melatih mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau agar bisa menjadi
guru yang profesional dan berkompetensi sesuai dengan bidangnya. Setelah
mendapatkan berbagai macam teori pendidikan dan teori belajar mengajar di
kampus, maka mahasiswa melaksanakan praktik langsung di sekolah untuk
mendapatkan pengalaman mengajar.
Mahasiswa
calon guru juga diharapkan untuk menjadi guru yang mampu mengatasi semua
permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar. Sebelum praktik mengajar di
kelas, mahasiswa yang melakukan penerapan
perangkat pembelajaran (P3) harus terlebih dahulu membuat
perangkat pembelajaran karena perangkat pembelajaran itulah yang menjadi dasar
untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi
: rincian minggu efektif, silabus, program tahunan, program semester,
identifikasi aspek kompetensi, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja
siswa, analisis soal, analisis hasil belajar, dan kriteria ketuntasan minimal.
Selain
itu, mahasiswa diharapkan untuk belajar dan memperoleh pengalaman dalam
mendidik siswa secara langsung, baik dan benar. Mahasiswa juga mampu mendidik
siswa dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas sesuai dengan pedoman
dan peraturan di sekolah tempat melaksanakan program pengalaman lapangan tersebut, yang dalam hal ini
saya melaksanakannya di SMP Negeri O
Mangunharjo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran operasi bilangan bulat berpangkat pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menghitung kuadrat dan
akar kuadrat bilangan bulat pada siswa Kelas VII SMP N O
Mangunharjo?
3. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bilangan pecahan pada siswa Kelas
VII SMP N O Mangunharjo ?
4. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan pada siswa Kelas VII SMP N O
Mangunharjo?
5. Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran mengubah pecahan
biasa kedalam pecahan desimal dan sebaliknya, mengubah pecahan biasa kedalam
bentuk persen dan permil dan sebaliknya pada siswa kelas VII SMP N O
Mangunharjo?
6. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran opersi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
pada bilangan pecahan pada siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo?
C. Ruang Lingkup Pelaksanaan P3
a.
Subjek pelaksanaan P3 adalah siswa kelas
VII SMP Negeri O Mangunharjo
yaitu kelas VII.F.
b.
Materi yang dibahas dalam pelaksanaan P3
ini adalah
a) Bilangan bulat berpangkat
b) Kuadrat dan akar kuadrat
bilangan bulat
c) Mengenal bilangan pecahan
c.
Jenis model pembelajaran yang digunakan
yaitu :
Model :
konvensional
Metode : ceramah,
diskusi, tanya jawab, penugasan.
D. Tujuan
Pelaksanaan P-3
Program
Penerapan Pelaksanaan Pembelajaran (P3) ini bertujuan untuk melatih mahasiswa
dalam profesi keguruan sehinga mereka
mampu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan di masyarakat.
Adapun tujuan P3 ini antara lain :
1. Memberikan
pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran operasi bilangan bulat berpangkat pada siswa Kelas VII SMP N O
Mangunharjo.
2. Memberikan
pemahaman tentang pelaksanaan
pembelajaran menghitung kuadrat dan akar kuadrat bilangan bulat pada siswa Kelas VII SMP N O Mangunharjo.
3. Memberikan
pemahaman tentang pelaksanaan
pembelajaran sifat-sifat bilangan pecahan pada
siswa Kelas VII SMP N O
Mangunharjo.
4. Memberikan
pemahaman tentang pelaksanaan
pembelajaran menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan pada siswa Kelas VII SMP N O
Mangunharjo.
5. Memberikan
pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran mengubah pecahan biasa kedalam pecahan desimal dan
sebaliknya, mengubah pecahan biasa kedalam bentuk persen dan permil dan
sebaliknya pada siswa kelas VII SMP N O Mangunharjo.
6. Memberikan
pemahaman tentang pelaksanaan
pembelajaran opersi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan pada siswa
kelas VII SMP N O Mangunharjo.
E. Manfaat
Pelaksanaan P-3
Pelaksanaan Penerapan
Pelaksanaan Pembelajaran (P3) diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua komponen yang terkait yaitu :
1. Manfaat bagi
mahasiswa praktikan
a. Praktik (P3)
dapat mengetahui dan mempraktikan secara langsung mengenai cara-cara pembuatan
perangkat pembelajaran seperti Program Tahunan (Prota), Program Semester
(Promes), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibimbing oleh guru pamong masing-masing.
b. Praktik (P3) juga
dapat mempraktikan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan melalui
proses pengajaran yang dibimbing oleh guru pamong di dalam kelas.
c. Mahasiswa (P3) diharapkan
mempunyai bekal yang menunjang tercapainya penguasaan kompetensi profesional,
personal, dan kemasyarakatan.
d. Mendewasakan
cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa dalam melakukan penelaahan,
perumusan, dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
e. Mengetahui dan
mengenal secara langsung kegiatan dan kegiatan pendidikan lainnya disekolah
latihan.
2. Manfaat untuk
sekolah
a. Dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dalam membimbing anak-anak didik
maupun mahasiswa P3 serta dapat
menambah profesionalisme guru di dalam proses belajar mengajar.
b. Mempererat
kerjasama antara sekolah latihan dengan perguruan tinggi yang bersangkutan.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Opersai Hitung Pada Bilangan Bulat
Berpangkat
Definisi
: Pangkat artinya perkalian yang berulang.
sebanyak
n faktor
= bilangan berpangkat
a = bilangan pokok
n = pangkat
Contoh
:
a.
b.
·
Jenis-jenis bilangan berpangkat
1. Bilangan
berpangkat bulat positif
Contoh:
2 x 2 x 2 = dibaca dua pangkat tiga
-3 x -3 x -3 x -3 x -3
= dibaca negatif tiga pangkat lima
|
Contoh
:
Hitunglah !
a.
b.
3. Pembagian
bilangan berpangkat
|
Contoh
:
Hitunglah
!
a. 85
: 83 = 85-3 = 82 = 64
b. = 2-3 – (-7) = 2-3 + 7 = 24 = 16
4.
|
Contoh
:
a. (23)2
= 23 x 2 = 26 = 64
b. =
5.
Bilangan berpangkat nol (0)
a0 = 1
berapapun
nilai a dipangkatkan nol (0) sama dengan satu.
Contoh:
a. 150
= 1
b. 10000
= 1
6.
Pangkat
negatif
|
contoh
:
Hitunglah
!
a. 3-3
=
b. 4-2
=
|
|
B.
Kuadrat
dan Akar Kuadrat Bilangan Bulat
·
Kuadrat
Definisi : Kuadrat artinya pangkat dua.
Contoh :
a. 22
= 2 x 2 = 4
b. -32
= (-3) x (-3) = 9
c. (4)2
= 16
·
Akar kuadrat bilangan bulat
Definisi:
Akar kuadrat artinya kebalikan dari kuadrat.
|
Contoh :
a.
b.
c.
·
Cara menetukan akar kuadrat bilangan
bulat
a.
Penyelesaian:
1. Pisahkan
bilangan 196 menjadi beberapa = 14
Bilangan mulai dari belakang.
2. Perhatikan bilangan
pada kelompok pertama. 1
x 1 =1
-
kemudian, carilah suatu
bilangan yang apabila 1+1 = 2
dikuadratkan maka hasilnya tidak akan
lebih
dari bilangan tersebut. 2
4 x 4 =
96 -
3. Lakukan
operasi pengurangan dengan bilangan
0
pada kelompok pertama.
4. Turunkan
bilangan pada kelompok ke dua.
5. Jumlahkan
kedua bilangan pada bagian kiri.
6. Simpan
hasilnya untuk melakukan proses perhitungan.
7. Lengkapi
. . . dengan suatu bilangan sehingga hasil
Dari 2 . . . x . . . tidak akan lebih
dari 96.
8. Lakukan
kembali operasi pengurangan.
9. Simpan
bilangan tersebut sebagai hasil dari
10. Jika
hasil pengurangan adalah 0 maka proses mencari
Nilai akar kuadrat telah selesai.
C.
Mengenal
Bilangan Pecahan
Definsi
:
Bilangan
pecahan artinya bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a,b bilangan bulat, b .
,
a
sebagai pembilang
b
sebagai penyebut
contoh
:
. . .
1. Jenis-jenis
bilangan pecahan
a. Pecahan
murni
Pecahan murni yaitu pecahan yang
pembilangnya lebih kecil dari pada penyebutnya.
Contoh
:
b. Pecahan
tidak murni
Pecahan tidak murni yaitu pecahan yang
penyebutnya lebih kecil dari pada pembilangnya.
Contoh
:
c. Pecahan
campuran
Pecahan campuran yaitu pecahan yang
terdiri atas bilangan bulat a, b dan c dengan adalah pecahan murni.
Contoh
:
3
2. Cara
mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya.
Dengan
cara melakukan pembagian antara pembilang dan penyebutnya.
Contoh
:
1) Ubahlah
pecahan biasa kedalam pecahan campuran !
a.
b.
c.
Penyelesaian :
a.
b.
c.
2) Ubahlah
pecahan campuran keadalam pecahan biasa !
a.
3
b.
11
c.
21
Penyelesaian :
a.
3 =
b.
11 =
c.
21 =
3.
Pecahan senilai
Definisi:
Pecahan senilai yaitu suatu pecahan
nilainya akan sama apabila antara pembilang dan penyebutnya dikali, dibagi
dengan bilangan yang sama.
Contoh :
Dari
pecahan-pecahan ini , , , . Manakah yang senilai
dengan pecahan dibawah ini !
a.
b.
Penyelesaian
:
a. = =
b. = =
D.
Menyederhanakan
pecahan
Definisi
: suatu bilangan yang bernilai sama dapat diperoleh dengan membagi pembilang
dan penyebutnya dengan FPB.
Contoh
:
Sederhanakanlah
pecahan-pecahan dibawah ini dalam bentuk yang paling sederhana !
a.
b.
c.
Penyelesaian
:
a.
b.
c.
·
Membandingkan pecahan
Definisi : pecahan yang memiliki sama penyebutnya
dapat langsung membandingkan pembilangnya, jika pecahan yang memiliki penyebut
yang berbeda maka disamakan terlebih dahulu.
Contoh
:
Lengkapilah
pecahan-pecahan dibawah ini dengan tanda , agar perbandingan pecahan tersebut menjadi
benar !
a.
b.
c.
d.
penyelesaian
:
a.
b.
c.
d.
·
Mengurutkan pecahan
Definisi
: mengurutkan pecahan dengan menyamakan penyebutnya kemudian mengurutkannya berdasarkan
urutan pembilangnya.
Contoh
:
Jika
pecahan-pecahan diurutkan mulai dari pecahan yang terkecil !
Penyelesaian
:
.
=
Jadi urutanya adalah
E.
Pecahan
Desimal
Definisi
:
Pecahan
desimal yaitu bilangan yang didapat dari hasil pembagian suatu bilangan dengan
(0, 10, 100, 1000, ... ) dan ditulis dengan menggunakan koma (,).
Contoh
:
1. Ubahalah
pecahan biasa berikut menjadi pecahan desimal !
a.
b.
2. Ubahlah pecahan desimal
kedalam pecahan biasa !
a. O,3
= ....
b. 0,65
= ....
Penyelesaian
:
1. a.
b.
2. a.
0,3 =
b. 0,65 =
·
Persen (%)
Definisi
:
Persen
(%) yaitu suatu pecahan yang berpenyebut 100 (perseratus).
Contoh
:
1. Ubahlah
pecahan biasa kedalam bentuk persen !
a.
b.
2. Ubahalah
bentuk persen kedalam pecahan biasa !
a. 2
% = ....
b. 15
% = ....
3. Ubahlah
bentuk desimal kedalam bentuk persen !
a. 0,5
= ....
b. 0,25
= ....
Penyelesaian
:
1. a.
b.
2. a.
2 % =
b.15 % =
3. a.
0,5 =
b.0,25 =
·
Permil (0/00)
Definisi
:
Permil
(0/00) yaitu suatu pecahan yang berpenyebutnya 1000 (perseribu).
Contoh
:
1. Ubahlah
pecahan biasa kedalam bentuk permil !
a. = ....
b. = ....
2. Ubahlah
bentuk permil kedalam pecahan biasa !
a. 15
0/00 = ....
b. 115
0/00 = ....
3. Ubahlah
bentuk desimal kedalam bentuk permil !
a. 0,05
= ....
b. 0,250
= ....
Penyelesaian
:
1. a.
10000/00 = 320 0/00
b. x 1000 0/00
= 200 0/00
2. a.
15 0/00 =
b. 115 0/00 =
3. a.
0,05 = x 1000 0/00 = 50 0/00
b. 0,250 = x 1000 0/00 = 250 0/00
F.
Penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan
1. Penjumlahan
pecahan
·
Jika penyebutnya telah sama, maka dapat
langsung menjumlahkan pembilangnya.
·
Jika penyebutnya berbeda, maka samakan
terlebih dahulu.
Contoh:
a.
Karena penyebutnya
sudah sama, maka dapat langsung menjumlahkan pembilangnya,
b.
Karena penyebutnya belum sama, yaitu 6 dan 8, maka samakan
terlebih dahulu penyebutnya dengan menentukan KPK dari 6 dan 8 adalah 24, maka
penyebut keduanya adalah 24.
c. 2
Pertama ubahalah
menjadi pecahan biasa, kemudian samakan penyebutnya. Setelah itu, baru
dijumlahkan pembilangnya.
2
2. Pengurangan
Pecahan
·
Jika penyebutnya sudah sama, maka tinggal
mengurangi pembilangnya.
·
Jika penyebutnya berbeda, maka samakan
terlebih dahulu dengan mencari KPK dari penyebut-penyebutnya, lalu baru
kurangkan pembilangnya.
Contoh
:
a.
Penyebutnya
sudah sama yaitu 7, sehingga tinggal dikurangkan pembilangnya.
b.
Penyebutnya
belum sama yaitu 8 dan 3, sehingga harus disamakan terlebih dahulu dengan
menggunakan KPK dari 8 dan 3, yaitu 24.
3.
Perkalian Pecahan
Hasil perkalian dua pecahan diperoleh
dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
C x =
Dalam perkalian pecahan, jika terdapat
pecahan campuran, maka pecahan campuran itu harus dinyatakan sebagai pecahan
biasa.
Contoh :
a.
1
=
=
=
b.
4.
Pembagian Pecahan
Membagi suatu pecahan
sama artinya dengan mengalikan dengan kebalikan pecahan itu.
Jika dalam pembagian pecahan terdapat
pecahan campuran, maka pecahan campuran itu harus dinyatakan sebagai pecahan
biasa terlebih dahulu.
Contoh :
a.
=
b.
2
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Metode
Penyampaian
Model
Pembelajaran Konvensional
Di dalam kamus besar Bahasa
Indonesia (1995:523), dinyatakan bahwa “konvensional adalah tradisional”,
selanjutnya tradisional diartikan sebagai “sikap dan cara berpikir serta
bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada
secara turun temurun”, oleh karena itu, model konvensional dapat juga disebut
sebagai model tradisional. Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa model
konvensional adalah suatu pembelajaran yang mana dalam proses belajar mengajar
dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam penyampaian pelajaran
pengajar masih mengandalkan ceramah.
Dalam model konvensional, pengajar memegang
peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi
tersebut kepada peserta didik. Sementara peserta didik mendengarkan
secara teliti serta mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan
pengajar sehingga pada pembelajaran ini kegiatan proses belajar mengajar
didominasi oleh pengajar. Hal ini mengakibatkan peserta bersifat pasif, karena
peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar, akibatnya
peserta didik mudah jenuh, kurang inisiatif, dan bergantung pada pengajar.
Bahan pengajaran konvensional sangat
terbatas jumlahnya, karena yang menjadi tulang punggung kegiatan instruksional
di sini adalah pengajar. Pengajar menyajikan isi pelajaran dengan urutan model,
media dan waktu yang telah ditentukan dalam strategi instruksional. Kegiatan
instruksional ini berlangsung dengan menggunakan pengajar sebagai satu-satunya
sumber belajar sekaligus bertindak sebagai penyaji isi pelajaran.
Pelajaran ini tidak menggunakan bahan ajar yang lengkap, namun berupa garis
besar isi dan jadwal yang disampaikan diawali pembelajaran, beberapa
transparansi dan formulir isian untuk dipergunakan sebagai latihan selama
proses pembelajaran. Peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dengan
cara mendengar ceramah dari pengajar, mencatat, dan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar. Pembelajaran dengan pendekatan
konvensional menempatkan pengajar sebagai sumber tunggal (Subaryana, 2005:9).
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
- Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dan memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang diajarkan
- Guru menerangkan bahan ajar secara verbal
- Guru memberikan contoh-contoh sebagai ilustrasi dari apa yang sedang diterangkan dan juga untuk memperdalam pengertian, guru memberikan contoh langsung seperti benda, orang, tempat, atau contoh tidak langsung, seperti model, miniatur, foto, gambar di papan tulis dan sebagianya. Contoh-contoh tersebut sedapat mungkin diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari siswa-siswi.
- Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab pertanyaannya
- Guru memberikan tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan contoh soal yang telah diberikan
- Guru mengkonfirmasi tugas yang telah dikerjakan oleh siswa
- Guru menyimpulkan inti pelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran konvensional guru memberikan apersepsi
dilanjutkan dengan menerangkan bahan ajar secara verbal dilanjutkan dengan
memberikan contoh-contoh, guru membuka sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan
pemberian tugas, guru melanjutkan dengan mengkonfirmasi tugas yang dikerjakan
siswa dan guru menyimpulkan inti pelajaran.
Pada pembelajaran konvensional
tanggung jawab pengajar dalam membelajarkan peserta didiknya cukup besar, serta
peranan pengajar dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Menurut
Subaryana (2005:9) bahwa pembelajaran konvensional dalam proses belajar
mengajar dapat dikatakan efisien tetapi hasilnya belum memuaskan. kelebihan dan
kekurangan pada model pembelajaran konvensional ini adalah sebagai
berikut :
a. Kelebihan
1.
Efisien.
2.
Tidak mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan
ajar.
3.
Mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik.
b. Kelemahan
1.
Kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik.
2.
Bersifat pengajar centris.
3.
Sulit digunakan dalam kelompok yang heterogen.
4.
Gaya mengajar yang sering berubah-ubah atau perbedaan
gaya mengajar dari pengajar yang satu dengan yang lain dapat membuat kegiatan
instruksional tidak konsisten.
Kelebihan dan
kelemahan model konvensional menurut (Purwoto, 2003:67) sebagai berikut ini :
Kelebihan model pembelajaran konvensional
a. Dapat
menampung kelas yang besar, tiap peserta didik mendapat kesempatan yang sama
untuk mendengarkan.
b. Bahan
pengajaran atau keterangan dapat diberikan lebih urut.
c. Pengajar
dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting, sehingga waktu dan
energi dapat digunakan sebaik mungkin.
d. Isi silabus
dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena pengajar tidak harus menyesuaikan
dengan kecepatan belajar peserta didik.
e. Kekurangan
buku dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pengajaran
dengan model ini.
Kekurangan model pembelajaran konvensional
a. Proses
pembelajaran berjalan membosankan dan peserta didik menjadi pasif, karena tidak
berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b. Kepadatan
konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat peserta didik tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
c. Pengetahuan
yang diperoleh melalui model ini lebih cepat terlupakan.
d. Ceramah
menyebabkan belajar peserta didik menjadi belajar menghafal yang tidak
mengakibatkan timbulnya pengertian.
Dalam pelaksanaan penerapan
perangkat pengajaran (P3) penulis harus dapat memilih metode penyampaian yang
sesuai dengan materi yang penulis ajarkan. Sehingga dapat tercapai indikator yang diharapkan. Metode
penyampaian yang digunakan selama pelaksanaan praktik mengajar adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan. Metode ceramah digunakan sebagai
pengantar materi awal pembelajaran dimana guru pertama kali menjelaskan materi
pembelajaran yang akan diajarkan, kemudian diskusi sebagai bentuk kegiatan
siswa aktif dalam pembelajaran dan tanya jawab adalah kegiatan untuk
memperesentasikan hasil diskusi secara klasikal, metode
penugasan sebagai evaluasi seberapa besar siswa menguasai materi yang sudah
diajarkan, sehingga
yang diharapkan di sini siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
sedangkan guru hanya memandu kegiatan siswa dan dapat melihat kemampuan siswa
selama proses belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang saya gunakan
pada saat mengajar adalah konvensional. Pada model pembelajaran ini siswa
dituntut aktif dalam proses belajar
mengajar, dengan menggunakan model ini guru lebih mudah untuk melihat siswa
yang benar-benar peham atau mengerti pelajaran yang sudah diajarkan guru.
B. Jadwal Pelaksanaan
Hari
|
Jam
|
Kelas
|
selasa
|
11.20-12.40
|
VII.F
|
Kamis
|
10.40-12.00
|
VII.F
|
|
|
|
|
No.
|
Hari/Tanggal
|
Pokok Bahasan
|
JP
|
Kelas
|
Buku Sumber
|
1.
|
Kamis, 20 Agustus 2015
|
Sifat - sifat bilangan berpangkat.
|
2 JP
|
VII.F
|
Buku paket, yaitu buku
Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.
|
2.
|
Selasa, 25 Agustus 2015
|
1. Kuadrat dan Akar
Kuadrat pada Bilangan Bulat.
2. Ulangan Harian
|
2 JP
|
VII.F
|
Buku paket, yaitu buku
Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.
|
3.
|
Kamis, 27 Agustus 2015
|
Bilangan Pecahan (Jenis-jenis
Bilangan Pecahan).
|
2 JP
|
VII.F
|
Buku paket, yaitu buku
Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.
|
4.
|
Selasa, 01 September 2015
|
Bilangan Pecahan (Menyederhanakan pecahan, membandingkan pecahan dan mengurutkan
pecahan).
|
2 JP
|
VII.F
|
Buku paket, yaitu buku
Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.
|
5.
|
Selasa, 08 September 2015
|
Bilangan Pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) dan Ulangan Harian.
|
2 JP
|
VII.F
|
Buku paket, yaitu buku
Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.
|
6.
|
Kamis, 10 September 2015
|
Bilangan Pecahan (operasi hitung pecahan : penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian).
|
2 JP
|
VII.A
|
Buku paket, yaitu buku
Matematika SMP dan LKS Matematika “Evaluasi Belajar Mandiri “
Buku referensi lain.
|
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pelaksanaan
Pelaksanaan ini
dilakukan mulai dari tanggal 03 Agustus 2015 sampai 10 Oktober 2015, di kelas
VII.F SMP Negeri O Mangunharjo yang berjumlah 29 siswa. Pelaksanaan ini
dilakukan penulis sesuai dengan tatap muka setiap pertemuan di dalam kelas.
Sebelum model pembelajaran diterapkan,
mahasiswa melihat tidak adanya semangat yang terlihat pada diri siswa kelas VII.F SMP Negeri O Mangunharjo,
bosan saat mengikuti pembelajaran yang menyebabkan siswa sibuk dengan teman
maupun sibuk menggambar dibuku tulis mereka. Ketika siswa mengikuti
pembelajaran di dalam kelas menggunakan model pembelajaran yang lainnya, saat
guru masuk pertama siswa semangat mengikuti proses pembelajaran tetapi setelah
15 menit proses pembelajaran dimulai siswa mulai sibuk dengan dunia mereka
seperti asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, maupun bermain-main dengan
teman lainnya, sering keluar kelas dengan alasan izin ke kamar kecil, meskipun
guru telah menasehati siswa tetapi tetap siswa tidak begitu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik, terlihat saat siswa diberi pertanyaan oleh guru mata
pelajaran, mereka kebingungan, membuka-buka buku catatan karena tidak bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Hal itu dapat menyebabkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai guru tidak berjalan dengan baik. Berikut hasil pelaksanaan di dalam kelas :
1.
Pelaksanaan
Pembelajaran Operasi Hitung pada Bilangan Bulat Berpangkat Pertemuan 1
Mengidentifikasi bilangan berpangkat,
menentukan hasil operasi hitung pada bilangan berpangkat. Pada kompetensi dasar
ini mempelajari melakukan opersi hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana
indikator yang harus dicapai yaitu menentukan hasil operasi hitung pada
bilangan berpangkat.
Berdasarkan
indikator di atas maka tujuan pembelajarannya adalah:
a.
Peserta
didik dapat menyelesaikan operasi hitung pada bilangan bulat berpangkat
(pangkat bilangan bulat positif, perkalian pada bilangan berpangkat, pembagian
pada bilangan berpangkat,perpangkatan pada bilangan berpangkat).
b.
Pesrta
didik dapat mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan baik yang berkaitan
dengan materi mengenai operasi hitung pada bilangan bulat berpangkat.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi
opersai bilangan berpangkat ini dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat
antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran
ini diberikan test atau penugasan terhadap siswa, untuk mengetahui apakah siswa
benar-benar memperhatikan saat pembelajaran.
2.
Pelaksanaan
Pembelajaran Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan Bulat Pertemuan 2
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari
mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator
yang harus dicapai adalah:
a. Menentukan
hasil operasi hitung kuadrat bilangan
bulat
b.
Definisi
akar kuadrat
c. Menentukan nilai akar kuadrat bilangan bulat
Berdasarkan indikator di atas,
maka tujuan pembelajarannya peserta
dididk diharapkan dapat:
a.
Menjelaskan
pengertian akar kuadrat.
b. Menghitung kuadrat dan
akar kuadrat bilangan bulat.
c. Memecahkan
setiap masalah tentang kuadrat dan akar kuadrat bilangan bulat dengan sendiri
tanpa meminta bantuan orang lain.
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar pada materi kuadrat dan akar kuadrat yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat
antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan pembelajaran
ini diberikan tanya jawab dan penugasan kepada siswa.
3.
Pelaksanaan
Pembelajaran Bilangan Pecahan (jenis-jenis bilangan pecahan) Pertemuan 3
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari
mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan,dimana indikator
yang harus dicapai adalah:
a. Menjelaskan
definisi bilangan pecahan.
b.
Jenis-jenis
bilangan pecahan.
c.
Mengubah
pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya.
d.
Menentukan
pecahan senilai
Berdasarkan
indikator di atas, maka tujuan pembelajarannya peserta didik diharapkan dapat :
a.
Menjelaskan
definisi bilangan pecahan.
b.
Memberikan
contoh berbagai bentuk dan jenis-jenis bilangan pecahan.
c.
Mengubah
pecahan biasa menjadi pecahan campuran, dan sebaliknya.
d.
Menentukan
pecahan senilai.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi
bilangan pecahan (jenis-jenis bilangan pecahan) ini dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa
sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan
pembelajaran ini diberikan permainan dalam bentuk soal memakai karton dan
menjawabnya dengan memasangkan sesuai pasangannya dan mencari jawabannya dapat
memncari dengan tabel musi (tabel multifungsi) sebagai media pambaelajaran terhadap
siswa. Diakhir kegiatan dengan dibimbing siswa merangkum materi yang sudah
diajarkan.
4.
Pelaksanaan
Pembelajaran Bilangan Pecahan (menyederhanakan, membandingkan dan
mengurutkan pecahan)
Pertemuan 4
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari
mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator
yang harus dicapai adalah:
a. Menyederhanakan
Pecahan.
b. Membandingkan
Pecahan.
c. Mengurutkan
Pecahan
Berdasarkan indikator di atas,
maka tujuan pembelajarannya peserta
dididk diharapkan dapat:
a. Menyederhanakan Pecahan.
b.
Membandingkan
Pecahan.
c.
Mengurutkan
Pecahan.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi
bilangan pecahan (menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan)
yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa
sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan
pembelajaran ini diberikan tanya jawab dan bimbingan untuk siswa merangkum
materi,kemudian siswa diberi
penugasan/PR.
5.
Pelaksanaan
Pembelajaran Bilangan Pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) Pertemuan 5
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
Pada kompetensi dasar ini mempelajari mengenai melakukan opersai hitung
bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator yang harus dicapai adalah:
a.
Mengubah
bentuk pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan sebaliknya.
b.
Menentukan
hasil Persen dan Permil.
c.
Mengubah
bentuk pecahan biasa menjadi Persen, Permil dan sebaliknya.
Berdasarkan indikator di atas,
maka tujuan pembelajarannya peserta
dididk diharapkan dapat:
a.
Mengubah
bentuk pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan sebaliknya.
b.
Menentukan
hasil Persen dan Permil.
c.
Mengubah
bentuk pecahan biasa menjadi Persen, Permil dan sebaliknya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi
bilangan pecahan (pecahan desimal, persen dan permil) yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa sangat
antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Kegiatan pembelajaran ini
diberikan tanya jawab kepada siswa, setelah kegiatan tanya jawab dan sudah
tidak ada pertanyaan lagi dari siswa dan siswa sudah dianggap mengerti terhadap
materi yang sudah disampaikan. Dalam kegiatan akhir saya meminta untuk siswa
menyiapkan selembar kertas untuk mengerjakan soal ulangan harian dan dikerjakan
hari itu juga, guna untuk mengevaluasi siswa apakah siswa benar-benar mengerti
dari materi yang sudah disampaikan.
6.
Pelaksanaan
Pembelajaran Bilangan Pecahan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian) Pertemuan
ke-6
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah. Pada kompetensi dasar ini mempelajari
mengenai melakukan opersai hitung bilangan bulat dan pecahan, dimana indikator
yang harus dicapai adalah menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian pada bilangan pecahan.
Berdasarkan indikator di atas,
maka tujuan pembelajarannya peserta
dididk diharapkan dapat:
· Menentukan hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian pada bilangan pecahan.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi
bilangan pecahan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan)
yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional yang berlangsung dengan baik dan lancar karena siswa
sangat antusias mengikuti kegiatan belajar di kelas. Pada akhir kegiatan
pembelajaran ini diberikan tanya jawab dan bimbingan untuk siswa merangkum
materi,kemudian siswa diberi
penugasan/PR.
B. PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Bilangan Berpangkat Pada Bilangan Bulat
Pertemuan ke-1
Kamis, 20
Agustus 2015, ini adalah hari pertama saya memulai praktik mengajar (dibimbing dengan guru pamong), sesuai dengan jadwal yang ditentukan saya mengajar di
kelas VII.F dengan materi pembelajaran bilangan berpangkat pada bilangan bulat, saya
menggunakan metode konvensional berupa ceramah, diskusi, tanya
jawab dan penugasan. Hal pertama yang saya lakukan adalah memperkenalkan
diri atau (perkenalan), mengabsen siswa, mengecek kesiapan siswa dan
dilanjutkan dengan apresiasi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah itu
baru pembelajaran dimulai. Pembelajaran
hari ini sangat menyenangkan meskipun siswanya masih belum bisa untuk diatur,
tapi mereka unik dengan segala kepolosan mereka. Kemudian materi bilangan
berpangkat pada bilangan bulat
ini sudah pernah di pelajari di SD sehingga mereka tinggal mengingat kembali materi yang telah
di ajarkan, walupun ada sebagian siswa yang sudah lupa dengan materi tersebut
tetapi di sini saya memancing siswa untuk mengingat kembali materi tersebut
supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Kesulitan
pertama dalam mengajar mungkin cara penguasan kelas tetapi setelah kita sudah
mulai berbaur dengan siswa dan sudah mulai mengenal karakter siswa, penguasan
kelas pun sudah dapat diatur.
Menurut Guru Pamong Saya (Ibu Ngatiyem,S.Pd) cara mengajarnya sudah
lumayan bagus, saya menerima semua masukan dari guru pamong saya untuk
memperbaiki praktik dihari selanjutnya dan menjadi bekal untuk saya kelak agar
menjadi lebih baik lagi.
2. Pelaksanaan
Pembelajaran Kuadrat dan Akar Kuadrat Pertemuan ke-2
Sabtu,
25 Agustus 2015, untuk kesempatan
kedua ini saya dijadwalkan praktik mengajar dan langsung
dibimbing oleh guru pamong dikelas
yang sama yaitu kelas VII.F.
Awalnya saya merasa takut
pada pembelajaran hari ini tidak berjalan lancar seperti yang saya inginkan, meskipun
persiapan yang saya lakukan sudah jauh-jauh hari sebelum proses pembelajaran
berlangsung. Yang saya takutkan disini siswanya
yang sulit diatur khususnya kelas VII.F. Tetapi di luar dugaan siswanya sudah mulai bisa di atur
mereka aktif dan mereka membuat saya betah dan lupa
waktu. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah mengabsen siswa
dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, materi
pembelajaran hari ini adalah kuadrat dan akar kuadrat pada bilangan bulat, pada
materi kuadrat dan akar kuadrat pada
bilangan bulat ini sudah
pernah di pelajari di SD
sehingga mereka tinggal mengingat kembali materi yang telah di ajarkan, walupun
ada sebagian siswa yang sudah lupa dengan materi tersebut tetapi di sini saya
memancing siswa untuk mengingat kembali materi tersebut supaya pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pada pembelajaran hari ini saya menggunakan
metode konvensional, dan menggunakan media berupa karton yang betuliskan materi
pembelajaran tentang materi tersebut. Pada akhir pembelajaran saya
memberikan siswa tugas atau latihan untuk dikerjakan hari itu juga agar saya
dapat melihat siswa yang paham dan belum paham tentang materi yang diajarkan,
hampir sebagian siswa mendapatkan nilai di atas KKM tetapi ada juga beberapa
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, itu dikarenakan mereka kurang
memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Pelaksanaan
Pembelajaran Bilangan Pecahan (Sifat-sifat Bilangan Pecahan)
Pertemuan ke-3
Kamis, 27 Agustus 2015, pada pertemuan ketiga ini saya tidak
merasa gugup atau gemetar lagi karena sudah mulai terbiasa dengan suasana kelas
yang saya ajarkan. Pada pertemuan ini saya masih mengajar kelas VII.F
dengan menggunkan Media Pembelajaran berupa spanduk (tabel musi/tabel multifungsi) dan karton yang
berisikan materi pembelajaran
dan soal, metode yang saya
gunakan masih metode konvensional yaitu berupa ceramah, diskusi,
tanya jawab dan penugasan. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah memberi
salam kepada siswa, mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu
pembelajaran dimulai, pada pembelajaran hari dengan materi bilangan pecahan
(sifat-sifat bilangan pecahan). Hampir beberapa siswa mengetahui tentang
sifat-sifat bilangan pecahan, tetapi yang lainnya banyak juga yang belum
mengetahui. Pada materi ini siswa mulai aktif bertanya karena rasa ingin tahu
yang mereka miliki. Pada tahap penilaian saya menggunakan diskusi
dan permainan
agar siswa lebih tertarik dalam belajar, dan hampir semua siswa semangat dan
antusias dalam menjawab dari pertanyaan yang saya berikan melalui permainan
yang saya buat. Tidak sia-sia ternyata hasil penilaian siswa pun hampir seluruh
diatas KKM walaupun ada beberapa siswa yang masih ada dibawah KKM. Tetapi pembelajaranpun
hampir sepenuhnya berhasil.
4.
Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan
(menyederhanakan, membandingkan dan mengurutkan pecahan) Pertemuan ke-4
Selasa, 01 september 2015, pada pertemuan ke-4 ini saya
sudah merasa biasa dalam masuk kelas yang saya ajarkan. Pada pertemuan ini saya masih mengajar kelas VII.F
dengan menggunkan Media Pembelajaran berupa spanduk (tabel musi/tabel multifungsi) dan karton yang
berisikan materi pembelajaran
dan soal, metode yang saya
gunakan masih metode konvensional yaitu berupa ceramah, diskusi,
tanya jawab dan penugasan. Seperti biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah memberi
salam kepada siswa, mengabsen siswa dan menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu
pembelajaran dimulai, pada pembelajaran hari dengan materi bilangan pecahan (menyederhanakan,
membandingkan dan mengurutkan pecahan). Saya mengingatkan kembali
kepada siswa tentang materi
sebelumnya karena dalam materi ini akan sulit dipahami jika pada materi
sebelumnya siswa belum sepenuhnya menguasai, dengan mempelajari
materi ini siswa nanti bisa mengerjakan
soal atau latihan yang diberikan oleh guru dan dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
saya melakukan kegiatan diskusi, tanya jawab dan penugasan. Kemudian membimbing siswa untuk
menyelesaikan masalah yang
didiskusikan . Setelah diberikan bimbingan , siswa
diminta membuat rangkuman.
5.
Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (pecahan
desimal, persen dan permil) Pertemuan ke-5
Selasa, 08 September 2015, pertemuan ke-5 ini saya sudah
merasa biasa dalam masuk kelas yang saya ajarkan.Pada saat saya masuk ke kelas
siswa mulai siap dan antusias dalam pelajaran ini. Seperti biasanya hal
pertama yang saya lakukan adalah memberi salam kepada siswa,
mengabsen siswa dan
menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, pada pembelajaran
hari dengan materi bilangan pecahan (pecahan desimal, persen dan
permil). Saya mengingatkan
kembali kepada siswa tentang
materi sebelumnya agar siswa lebih cepat menerima dalam materi yang akan saya
sampaikan. Saya memberi memotivasi kepada siswa
dengan cara menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari, dengan mempelajari materi ini siswa nanti bisa menghitung dalam pecahan desimal,persen dan permil. Saya
melakukan kegiatan tanya jawab, setelah dalam kegiatan tersebut selasai
dan tidak ada lagi siswa yang bertanya, saya meminta siswa untuk merangkum
materi yang saya ajarkan. Kemudian saya
meminta siswa untuk menyiapkan lembaran kertas untuk mengerjakan soal ulangan
harian pada hari itu juga.
6.
Pelaksanaan Pembelajaran Bilangan Pecahan (penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan) Pertemuan ke-6
Kamis, 10 september 2015, pada pertemuan ke-6 ini saya
sudah merasa biasa dalam masuk kelas yang saya ajarkan. Pada pertemuan ini saya masih mengajar kelas VII.F. Seperti biasanya hal
pertama yang saya lakukan adalah memberi salam kepada siswa,
mengabsen siswa dan
menanyakan kesiapan siswa. Setelah itu pembelajaran dimulai, pada pembelajaran
hari dengan materi bilangan pecahan (penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pecahan). Saya mengingatkan kembali
kepada siswa tentang materi
sebelumnya karena dalam materi ini akan sulit dipahami jika pada materi
sebelumnya siswa belum sepenuhnya menguasai, dengan mempelajari
materi ini siswa nanti bisa mengerjakan
soal atau latihan yang diberikan oleh guru dan dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Saya melakukan kegiatan tanya jawab dalam materi yang sudah saya sampaikan dan sudah tidak
ada lagi siswa yang menanyakan dalam materi tersebut saya memberikan penugasan
bimbingan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Setelah
diberikan bimbingan , siswa diminta membuat rangkuman materi tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Program Penerapan
Perangkat Pembelajaran (P3) sangat berperan bagi para calon guru. Penerapan
Perangkat Pembelajaran (P3) ini merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu para calon
guru yang kita peroleh dari bangku kuliah, selain itu melatih mahaswa untuk
mengenali bagaimana situasi sekolah, siswa dan para guru, dalam hal pendidikan
yang sesungguhnya karena situasi inilah yang akan kita hadapi ketika kita
mengabdikan diri kita dalam masyarakat dan dunia pendidikan yang tujuannya
adalah ingin membentuk generasi penerus bangsa yang sangat kita cintai ini,
generasi yang akan membangkitkan bangsa kita yang sempat terpuruk.
Dengan adanya penerapan perangkat pembelajaran (P3) ini
diharakan mahasiswa calon guru akan lebih terlatih dan dapat menjadi seseorang
guru yang profesional dan bertanggung jawab, selain itu dapat membawa wawasan
para mahasiswa. Setelah penerapan perangkat pembelajaran (P3) ini khususnya di
SMP Negeri O Mangunharjo ini penulis dapat memberikan kesimpulan akhir bahwa
untuk menjadi seorang guru yang profesional cukup sulit hal ini dapat dirasakan
ketika menghadapi kondisi dunia pendidikan yang sesungguhnya, selain itu
dilihat dari segi situasi disekolah tempat pelaksanaan penerapan perangkat
pembelajaran (P3) kondisi dan situasi cukup baik apalagi sekolah ini memiliki
status yang sangat baik terekreditasi“A”.
Pelaksanaan penerapan perangkat
pembelajaran (P-3) di SMP Negeri O Mangunharjo telah dilaksanakan dengan baik dan
lancar, perangkat pembelajaran yang dibuat pun telah dilaksanakan dengan baik
dan sesuai dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Materi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
O Mangunharjo yakni bilangan
berpangkat, kuadrat dan akar kuadrat dan bilangan pecahan. Terbukti dari minat belajar siswa
ketika materi tersebut terlihat siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran tersebut.
Model pembelajaran yang bisa
digunakan untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang kondusif di
mata pelajaran matematika yakni dengan model pembelajaran konvensional yang dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran pada materi di atas.
B.
Saran
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik
sebagaimana yang diharapkan oleh lembaga pendidikan, penulis ingin mengemukakan
beberapa saran antara lain :
1.
Untuk
kelancaran pelaksanaan penerapan perangkat pembelajaran (P3), di kemudian hari
diharapkan kepada mahasiswa agar mempersiapkan diri semaksimal mungkin, sebelum
terjun ke sekolah latihan.
2.
Mengingat
waktu pelaksanaan penerapan perangkat pembelajaran (P3), yang sangat singkat
hendaknya mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin sebagai
modal untuk menjadi calon guru yang profesional.
3.
Pentingnya
interaksi yang harmonis dengan kepala sekolah, dewan guru, pegawai sekolah setempat
untuk memperlancarkan proses Penerapan Perangkat Pembelajaran (P3).
DAFTAR
PUSTAKA
Saleh, Moh, dkk.1996. Matematika
SLTP. Jakarta: Yudhistira
Soejadi, R dan Moejono. 1994. Matematika SLTP. Jakarta: Balai Pustaka
Rusman.
2012. Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2015. Pedoman
Pelaksanaan Penerapan Perangkat Pembelajaran (PPP).Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau.
0 komentar:
Posting Komentar