Menjaga
kebersihan lingkungan adalah hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap
keluarga dalam sebuah lingkungan masyarakat. Apabila setiap
keluarga yang ada di lingkungan
sadar dan mulai memperhatikan kebersihan lingkungan maka sampah tidak
Lagi menjadi masalah. Mulai memilah sampah organik dan non
organik adalah hal yang paling mudah, namun entah mengapa hal itu pun sulit
terlaksana. Mesti ada keinginan yang kuat dari tiap individu atau ada penggerak
dan pelopor yang rela dari rumah ke rumah
Warga mengajak dan menjelaskan manfaatnya. Apabila hal ini bisa
berjalan dengan semestinya maka kita tidak perlu harap harap cemas menunggu
tukang sampah datang setiap hari. Banyak sekali yang bisa kita manfaat dari
sampah rumah tangga yang kita
Anggap kotor dan menjijikkan. Selain lingkungan sekitar akan
terjaga, bersih dan bebas dari bau tidak sedap sampah organik bisa di ubah menjadi pupuk, gas untuk
memasak,dll.
Sampah non organik bisa dijual kembali bahkan bisa dimanfaatkan
menjadi barang baru. Sudah banyak cerita sukses dari pelaku lingkungan yang
memanfaatkan sampah. Tapi tidak semua masyarakat perduli dan tergerak untuk
mengikuti jejak mereka. Karena diperlukan
Keinginan yang kuat untuk menjaga lingkungan dan bumi pada
umumnya atau paling tidak menjaga lingkungan kebersihan di sekitar
tempat tinggal kita saja. Sepertinya
Masyarakat kita perlu lebih sering mendapatkan penyuluhan,
dorongan dan bantuan agar semangat menjaga lingkungan menjadi bagian dari gaya
hidup masyarakat Indonesia.
Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20
tahun ini merupakan salah satu akses utama para
siswa untuk ke
sekolah. Alasannya, sekolah hanya ada si Desa Pajagan. Siswa yang
tinggal di Desa Tambak tidak punya pilihan selain harus menyeberangi sungai
dengan jembatan gantung untuk ke sekolah setiap harinya.
"Kadang anak – anak
itu bukan hanya
menyeberang, tapi jembatannya
digoyang-goyang, yang akhirnya mengakibatkan kecelakaan," kata
Iti saat diwawancarai di
Desa Tajung heran , Kecamatan Rejang Lebong , Senin (16/3).
Menurutnya, para siswa kerap bergerombol saat menyeberang. "Misalnya, satu anak sekolah dasar beratnya 30 kilogram. Kemudian yang menyeberang ada sekitar 40 orang, itu totalnya sudah berapa ton?" katanya.
Belum lagi, kata Iti, bila ada kendaraan yang lewat. Seharusnya, jembatan gantung tersebut dilalui secara bergantian.
Itu melanjutkan, jembatan yang sudah tua itu menjadi kelebihan beban sehingga ambruk. Jembatan ini memang bukan hanya dilalui oleh pejalan kaki, tetapi juga pengendara sepeda dan motor.
Meski sudah berusia 20 tahun, Iti menilai jembatan tersebut masih layak untuk digunakan. Pasalnya, jembatan tersebut diperbaiki secara berkala. Perbaikan diserahkan pada masyarakat setempat.
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan tersebut ambruk pada Selasa pekan lalu. Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20 tahun itu putus karena kelebihan beban.
Sebanyak 44 siswa sekolah dasar tercebur ke Sungai Ciberang saat arus sungai tersebut deras. Jembatan gantung tersebut merupakan akses bagi para siswa itu untuk mencapai
Menurutnya, para siswa kerap bergerombol saat menyeberang. "Misalnya, satu anak sekolah dasar beratnya 30 kilogram. Kemudian yang menyeberang ada sekitar 40 orang, itu totalnya sudah berapa ton?" katanya.
Belum lagi, kata Iti, bila ada kendaraan yang lewat. Seharusnya, jembatan gantung tersebut dilalui secara bergantian.
Itu melanjutkan, jembatan yang sudah tua itu menjadi kelebihan beban sehingga ambruk. Jembatan ini memang bukan hanya dilalui oleh pejalan kaki, tetapi juga pengendara sepeda dan motor.
Meski sudah berusia 20 tahun, Iti menilai jembatan tersebut masih layak untuk digunakan. Pasalnya, jembatan tersebut diperbaiki secara berkala. Perbaikan diserahkan pada masyarakat setempat.
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan tersebut ambruk pada Selasa pekan lalu. Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20 tahun itu putus karena kelebihan beban.
Sebanyak 44 siswa sekolah dasar tercebur ke Sungai Ciberang saat arus sungai tersebut deras. Jembatan gantung tersebut merupakan akses bagi para siswa itu untuk mencapai
sekolah. Para siswa yang menjadi
korban merupakan siswa SDN 1 Pajagan Kecamatan Rejang lebong Provinsi Bengkulu.
Mereka terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada dua siswa yang mengalami luka berat, yaitu Surdi dan Umi. Mereka mengalami luka serius pada bagian tulang belakang dan giginya rontok.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada dua siswa yang mengalami luka berat, yaitu Surdi dan Umi. Mereka mengalami luka serius pada bagian tulang belakang dan giginya rontok.
Karena jembatan tersebut di layak lagi,
banyak yang patah dan kayu nya banyak
yang lapuk sehingga banyak makan korban.
Agar pemerintah bisa mengganti kan jembatan
yang baru atau remotasi ulang.
Sejumlah
warga Belawan tergabung dalam Forum Masyarakat Belawan Membangun (Formabem) berharap pada Pemerintah
kota Medan melalui Dinas PU untuk
segera memperbaiki kondisi badan jalan rusak akibat
dilanda banjir pasang
laut yang menjadi langganan melanda pemukiman di
Belawan.Senin (14/03).
Kondisi jalan rusak yang perlu diperbaiki diantaranya jalan Simalungun, sebab jalan yang menjadi pusat penjualan kramik tersebut sudah mirip kubangan kerbau sangat sulit dilalui kenderaan bermotor padahal jalan menuju objek wisata belanja tersebut kerap disingahi turis mancanegara.
Begitu juga jalan lintas
Veteran Belawan yang rusak karena sering digenangi banjir rob yang melanda
hampir setiap bulannya, hinggakini belum ada upaya perbaikan.
"Sudah banyak kondisi
jalan rusak sejak musim banjir pasang
laut, kita berharap agar Pemerintah segera memperbaiki jalan rusak kalau bisa
dicor beton sehingga jalanan bisa tahan lama,"harap Herianto Laut selaku
ketua Formabem saat dimintai komenteranya terkait jalan rusak mulai marak di
Belawan akibat dilanda banjir rob tersebut.
Sebagaimana diketahui ada beberapa kawasan jalan yang terus menjadi
langganan banjir setiap banjir pasang laut adalah Jalan Kampar, Jalan Veteran,
Jalan Simalungun, Jalan Karo, Jalan Asahan serta banyak lagi umumnya di kawasan
Kelurahan Bagan Deli.(Gus/Blw).
0 komentar:
Posting Komentar