Argumentasi Berita Melengkapi Persyaratan Mata Kulia Jurnalistik Google News Portal Tomy Okes Putra Linggau



Menjaga kebersihan lingkungan adalah hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap keluarga  dalam     sebuah   lingkungan  masyarakat.   Apabila    setiap   keluarga yang ada di lingkungan sadar dan mulai memperhatikan kebersihan lingkungan maka sampah tidak

Lagi menjadi masalah. Mulai memilah sampah organik dan non organik adalah hal yang paling mudah, namun entah mengapa hal itu pun sulit terlaksana. Mesti ada keinginan yang kuat dari tiap individu atau ada penggerak dan pelopor yang rela dari rumah ke rumah

Warga mengajak dan menjelaskan manfaatnya. Apabila hal ini bisa berjalan dengan semestinya maka kita tidak perlu harap harap cemas menunggu tukang sampah datang setiap hari. Banyak sekali yang bisa kita manfaat dari sampah rumah tangga yang kita

Anggap kotor dan menjijikkan. Selain lingkungan sekitar akan terjaga, bersih dan bebas dari bau tidak sedap sampah organik  bisa di ubah menjadi pupuk, gas untuk memasak,dll.

Sampah non organik bisa dijual kembali bahkan bisa dimanfaatkan menjadi barang baru. Sudah banyak cerita sukses dari pelaku lingkungan yang memanfaatkan sampah. Tapi tidak semua masyarakat perduli dan tergerak untuk mengikuti jejak mereka. Karena diperlukan

Keinginan yang kuat untuk menjaga lingkungan dan bumi pada umumnya atau paling  tidak  menjaga lingkungan kebersihan di sekitar tempat tinggal kita saja. Sepertinya

Masyarakat kita perlu lebih sering mendapatkan penyuluhan, dorongan dan bantuan agar semangat menjaga lingkungan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. 





      Jembatan yang usianya sudah lebih dari 20 tahun ini merupakan salah satu akses utama para  siswa   untuk  ke  sekolah. Alasannya, sekolah hanya ada si Desa Pajagan. Siswa yang tinggal di Desa Tambak tidak punya pilihan selain harus menyeberangi sungai dengan jembatan gantung untuk ke sekolah setiap harinya.

"Kadang  anak – anak  itu  bukan  hanya  menyeberang,  tapi jembatannya digoyang-goyang, yang   akhirnya    mengakibatkan  kecelakaan,"  kata  Iti saat  diwawancarai  di  Desa Tajung heran , Kecamatan Rejang Lebong  , Senin (16/3).

Menurutnya,  para  siswa  kerap  bergerombol    saat  menyeberang.  "Misalnya,  satu  anak sekolah  dasar  beratnya  30  kilogram. Kemudian yang menyeberang ada sekitar 40 orang, itu totalnya sudah berapa ton?" katanya.

Belum lagi, kata Iti, bila ada kendaraan yang lewat. Seharusnya, jembatan gantung tersebut dilalui secara bergantian.

Itu  melanjutkan,  jembatan  yang  sudah tua itu menjadi kelebihan beban sehingga ambruk. Jembatan ini memang bukan hanya dilalui oleh pejalan kaki, tetapi juga pengendara sepeda dan motor.

Meski sudah berusia 20 tahun, Iti menilai jembatan tersebut masih layak untuk digunakan. Pasalnya, jembatan tersebut diperbaiki secara berkala. Perbaikan diserahkan pada masyarakat setempat.

Seperti   diberitakan   sebelumnya,   jembatan  tersebut  ambruk  pada  Selasa pekan lalu. Jembatan  yang  usianya  sudah  lebih  dari 20 tahun  itu  putus  karena  kelebihan beban.

Sebanyak 44 siswa sekolah dasar tercebur ke Sungai Ciberang saat arus sungai tersebut deras. Jembatan gantung tersebut merupakan akses bagi para siswa itu untuk mencapai

sekolah. Para siswa yang menjadi korban merupakan siswa SDN 1 Pajagan Kecamatan Rejang lebong Provinsi Bengkulu. Mereka terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada dua siswa yang mengalami luka berat, yaitu Surdi dan Umi. Mereka mengalami luka serius pada bagian tulang belakang dan giginya rontok.

Karena jembatan tersebut di layak lagi, banyak yang patah  dan kayu nya banyak yang lapuk sehingga banyak makan korban.
Agar pemerintah bisa mengganti kan jembatan yang baru atau remotasi ulang.
           




Sejumlah warga Belawan tergabung dalam Forum Masyarakat Belawan Membangun (Formabem)  berharap  pada   Pemerintah   kota   Medan   melalui   Dinas  PU  untuk  segera memperbaiki  kondisi  badan jalan  rusak akibat   dilanda  banjir  pasang  laut  yang menjadi langganan melanda pemukiman di Belawan.Senin (14/03).

               Kondisi jalan rusak yang perlu diperbaiki diantaranya jalan Simalungun,  sebab  jalan  yang  menjadi   pusat   penjualan   kramik tersebut sudah mirip kubangan kerbau sangat  sulit   dilalui  kenderaan  bermotor  padahal  jalan  menuju objek wisata belanja tersebut kerap disingahi turis mancanegara.


Begitu juga jalan lintas Veteran Belawan yang rusak karena sering digenangi banjir rob yang melanda hampir setiap bulannya, hinggakini belum ada upaya perbaikan.


"Sudah  banyak  kondisi  jalan rusak  sejak musim  banjir  pasang laut, kita berharap agar Pemerintah segera memperbaiki jalan rusak kalau bisa dicor beton sehingga jalanan bisa tahan lama,"harap Herianto Laut selaku ketua Formabem saat dimintai komenteranya terkait jalan rusak mulai marak di Belawan akibat dilanda banjir rob tersebut.


Sebagaimana  diketahui  ada beberapa kawasan jalan yang terus menjadi langganan banjir setiap banjir pasang laut adalah Jalan Kampar, Jalan Veteran, Jalan Simalungun, Jalan Karo, Jalan Asahan serta banyak lagi umumnya di kawasan Kelurahan Bagan Deli.(Gus/Blw).


Subscribe for latest Apps and Games


0 komentar:

Posting Komentar