Merupakan desa yang terletak di kecamatan sindang beliti ulu
kabupaten rejang lebong provinsi Bengkulu, dipekira sekarang jumlah
penduduk masyarakat tanjung agung, kurang lebih 1000 (Kartu keluarga )
dengan mata pencarian masyarakat tersebut 80% petani. Sama juga dengan
desa tanjung heran yang merupakan berada di tempat yang sama dengan
tanjung agung.
Kisah ini terjadikan diperkirakan pada abad ke-16
yaitu masih dalam penjajahan belanda ke Indonesia yang mana belanda
ingin mengambil ahli kepemilikan tanah yang dimiliki Indonesia, pada
saat itu terdapat suatu perang yang mana masyarakat tanjung herang
menyebut nya perang lembet Karena dalam perang tersebut pribumi berhasil
mempertahan daerahnya sendiri.
Di sebuah desa yaitu desa
tanjung agung, ada seorang gadis yang sangat cantik rupawan sehingga
masyarakat sekitar menyebutnya gadis kedayang bulan atau dapat di sebut
dengan kembang desa, gadis kedayang bulan dalam kesehariannya biasa
dipanggil moneng lebui. Moneng lebui sendiri merupakan putri dari putu
tanjung agung atau anak gadis dari kepala desa tanjung agung. Pada
suatu hari gadis kadayang bulan dilamar oleh seorang Raden dari desa
tanjung heran dan Raden tersebut bernama Raden penganten
putra dari tuan
ali putih atau disebut dengan putu tanjung heran, saat itu raden
penganten bersama dengan kedua orang tua nya yaitu ayahnya tuan ali
putih dan ibu nya tuan gegas. Acara lamaran pun berlangsung tuan ali
putih yang merupakan ayah dari raden penganten berkata kepada putu
tanjung agung bahwa maksud kedatangannya berserta keluarga yaitu untuk
melamar gadis kedayang bulan agar bersedia di nikahkan dengan raden
penganten untuk dijadikan menantu dari tuan ali putih berserta keluarga.
Dalam hasil lamaran tersebut gadis kedayang bulan bersedia dipersunting
oleh Raden penganten,
Karena lamaran telah diterima oleh
moneng lebui, Raden penganten berserta keluarganya kembali pulang ke
tanjung heran untuk menentukan pelaksanaan acara pernikahan antara
Raden penganten dengan moneng lebui. Tuan ali putih mengundang seluruh
masyarakat desa tanjung heran dan sekitarnya untuk meramaikan
pesta
pernikahan antara Raden penganten dengan moneng lebui yang di
selenggarakan dirumah raden penganten. Seluruh masyarakat pun berangkat
dan bergembira ria dengan hati bahagia mengunjungi acara pernikahan
antara Raden penganten dengan gadis kedayang bulan. Acara penikahan
dirumah Raden penganten pun berjalan dengan ramai dan meriah yang di
ikuti seluruh masyarakat sekitar.
Masyarakat yang datang ke
acara penikahan tersebut tidak hanya dari desa tanjung heran saja namun
banyak juga dari desa yang lain di sekitarnya untuk menyaksikan
pernikahan antara putra dari putu desa tanjung heran dan putri dari desa
tanjung agung semua yang datang merasa gembira dengan pernikahan ini
karena kedua pengaten merupakan putra - putri orang yang terpandang di
tanah kelahirannya masing - masing. pesta pada siang hari pun selesai
dan akan diujutkan dengan malam hari nya. Acara pernikahan menggunakan
acara adat seperti rejung, berbalas pantun dan syair semua golongan
masyarakat seluruh nya ikut ambil bagian dalam acara ini kerena acara
pernikahan digelar dengan sangat megah.
Setelah acara
resepsi pernikahan raden penganten dan gadis kedayang bulan selesai,
kemudian dilanjutkan dengan acara resepsi yang di gelar dirumah putu
tanjung agung yaitu didesa tanjung agung, putu tanjung agung juga
menggelar pesta pernikahan yang sama megah dan ramainya di kediamannya
didesa tanjung
agung. Acara pernikahan diramaikan oleh seluruh
masyarakat tanjung agung dan sekitar nya dengan menggunakan acara adat
semua masyarakat tanjung agung semua nya bergembira ria, menyambut acara
pesta pernikahan yang akan segara digelar dirumah gadis kedayang bulan,
raden penganten mengajak seluruh masyarakat desa tanjung heran agar
dapat menyaksikan acara akad nikahnya dengan gadis kedayang bulan,
masyarakat desa tanjung juga tak kalah siap nya menyambut acara akad
nikah tersebut sehingga seluruh masyarakat desa tanjung agung berbondong
- bondong datang kerumah gadis kedayang bulan.
Raden
penganten berserta kelurganya dan masyarakat tanjung heran pun tiba
didesa tanjung agung dengan membawa beberapa perlengkapan pemintaan
pengantin wanita salah satu nya yaitu kerbau bujang lewet atau dapat
disebut dengan kerbau bujang yang besar dan kuat sesampainya di desa
tanjung agung raden pengagten disambut langsung oleh putu desa tanjung
agung serta masyarakatnya. Sebelum acara resepsi akad nikah dimulai
gadis kedayang bulan meyempatkan diri untuk mandi kesungai beliti dan
memberikan makan anjing kesayangannya, pada saat ingin memberikan
makanan anjing gadis kedayang kedayang bulan
hanya menggunakan kain
telesan (kain mandi). Sang anjing yang sangat gembira melihat gadis
kedayang bulan membawahkan makanan untuknya, anjing tersebut langsung
melompat dan mendekap badan gadis kedayang bulan dan pada saat itu pula
kain yang dipakai oleh gadis kedayang bulan terlepas sehingga seluruh
bentuk tubuh gadis kedayang bulan terlihat semua seluruh badanya
sehingga tanpa balutan kain satupun. Kerena kejadian ini membuat gadis
kedayang bulan merasa malu yang tiada terhingga kepada keluarga dan
raden yang mana merupakan calon suaminya sendiri, karena kajadian ini
lah gadis kedayang bulan berkata kepada seluruh masyarakat dan keluarga
serta keluarga raden penganten agar menyatap makanan yang telah
disediakan oleh keluarganya.
Kemudian gadis kedayang
melanjutkan langkah kakinya menuju sungai beliti untuk mandi dengan
membawa parang dan sabun mandi, pada saat menuju sungai gadis kedayang
memotong tali kerbau yang diberikan raden penganten dan pada saat ibu
juga gadis kedayang bulan berkata jika kerbau yang dia lepas belum
kembali pulang maka seluruh orang yang asli masih berdarah tulen dari
desa tanjung heran dan tanjung agung tidak bisa menikah. Setelah itu ia
mengucapkan perkataan tersebut gadis kedayang bulan melanjutkan langkah
nya menuju sungai untuk mandi, tak lama kemudaian keluarga yang berada
dirumah merasa sedikit
kejanggalan kenapa gadis kedayang bulan yang
mandi kesungai belum juga pulang kerumah karena acara akad nikah segera
dimulai. Melihat raden penganten sudah siap dan penghulu berserta saksi -
saksi telah datang Raden putu tanjung agung meminta salah satu dari
rakyatnya agar dapat memanggil gadis kedayang bulan yang sedang mandi,
orang yang disuruh pun segara menuju sungai serentak rakyat tersebut
kaget
mengapa gadis kedayang bulan yang mandi disungai tidak ada di
sungai, rakyat tersebut langsung kembali pulang kerumah dan berkata
kepada putu desa tanjung, kenapa gadis kedayang bulan yang sedang mandi
tidak ada disungai. Serentak seluruh orang yang mendengar dan sehingga
membicarakan orang yang disuruh oleh putu untuk memanggil putri yang
sedang mandi merasa kaget karena gadis kedayang bulan yang mandi tadi
telah hilang entah kemana keberadaannya. Seluruh orang yang datang
kerumah putu tanjung agung pun mencari keberadaan, gadis kadayang bulan
yang entah kemana keberadaannya.
Setelah seluruh dari
masyarakat yang mencari gadis kedayang bulan tiada yang membuahkan hasil
kemudian ayah dari gadis kedayang bulan mengadakan perundingan dengan
pihak keluarga Raden penganten dan dalam perundingan tersebut putu
tanjung agung berkata bahwa dicarikan kemana pun putri nya tidak akan
bisa ditemukan lagi dalam perundingan ini juga putu tanjung agung
berkata kepada semua yang ada dalam
perundingan tersebut bawah dia
mengangkat Raden pengaten sebagai anaknya sendiri dan dalam perundingan
ini juga terucap kata kalau orang asli desa tanjung agung dan desa
tanjung heran merupakan saudara dan juga tidak bisa menikahi dan
dinikahi satu sama lain Karena telah di angkat sebagai saudara kandung,
jika janji ini dilanggar oleh orang asli
Desa tanjung agung
maupun asli orang desa tanjung heran dan saling menikah atau dinikahi
maka yang menikah tersebut, hidup nya takkan selamat Karena dalam
perundingan ini merukan berbentuk pengucapan suatu sumpah bahwa orang
Tanjung Agung tidak bisa menikah dengan orang Tanjung Heran. Setelah
beberapa bulan pun berjalan ada salah satu dari mayarakat yang berhasil
menemukan gadis kedayang bulan namun pada saat ditemukan gadis kedayang
bula sudah tidak bernyawa lagi pada saat ditemukan hanya
rangkaian dari
tulang bulang tubuh gadis kedayang bulan. Keberadaan ditemukan nya gadis
kedayang bulan yaitu di atas bukit yang disebut dengan bukit tokong
sampai sekarang bukit tokong merupakan makam dari gadis kedayang bulan
atau sering di sebut dengan moneng lebui. Sampai saat ini masyarakat
tanjung heran
dan tanjung agung masih percaya dengan sumpah itu karena
ada kejadian bahwa ada orang tanjung agung dan tanjung heran menikah
namum tak lama kemudian kedua meninggal dunia, karena masih berdarah
tulen dari asal desa tajung agung dengan desa tajung heran, sampai
sekarang masyarakat tersebut mempercayai bahwa itu benar – benar
terbukti, fakta.
Home» Cerpen» Legenda Orang Tanjung Heran Tidak Bisa Menikahi Dengan Orang Tanjung Agung Provinsi Bengkulu
Legenda Orang Tanjung Heran Tidak Bisa Menikahi Dengan Orang Tanjung Agung Provinsi Bengkulu
Subscribe for latest Apps and Games
0 komentar:
Posting Komentar