Jakarta - Di tengah-tengah kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla dan
pejabat lainnya dalam perayaan memperingati hari pahlawan di Taman Makam
Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, hari ini, Selasa
(10/11/2015), terdapat satu sosok yang tidak dikenal orang.
Adalah Arsilan (92), seorang veteran perang kemerdekaan yang turut hadir
di upacara tersebut. Pria yang pernah ikut pertempuran sekitar tahun
1940-an di wilayah Tangerang, Banten ini bercerita tentang hidupnya.
Meski menyandang status veteran, Arsilan yang hadir mengenakan pakaian
dinas upacara TNI AD berwarna hijau muda pucat, itu bukanlah anggota
pasukan khusus. Dia hanya laskar pejuang tanpa pangkat, yang kini
mengaku belum pernah hidupnya memperoleh kesejahteran.
"Saya berjuang lillahi ta'ala berjuang untuk kemerdekaan negara. Saya berjuang tidak minta gaji. Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," kata Arsilan saat ditemui di TMP Kalibata.
Meski mengaku tak pernah digaji, Arsilan tetap membutuhkan uang. Namun, hingga kini pemerintah tidak pernah memberikan bantuan kepadanya. Dia pun harus mengais sampah demi menghidupi keluarganya.
"Sekarang saya pemulung, saya buta huruf juga. Tapi tidak pernah menerima (bantuan) dari negara. Enggak dapat pensiun," tutur dia.
Hidup dengan Bung Karno
Arsilan kemudian menceritakan kisah hidupnya saat bersama dengan Presiden RI Pertama, Sukarno. Dia mengaku, usai pertempuran di Banten, memperoleh pekerjaan dari Bung Karno sebagai tukang kebun. Di sanalah dirinya mendapatkan uang untuk hidupnya.
"Saya ditarik sebagai tukang kebunnya Bung Karno. Jadi saya dikasih uang pribadi oleh keluarga Sukarno," ujar dia.
Namun, setelah Bung Karno wafat, dirinya pun terakhir kali mendapat bantuan dari keluarga Sukarno pada 2003.
"Terakhir saya dikasih uang pertamanya Rp 5 juta. Terus ada yang patungan, seorangnya kasih Rp 350 ribu," ungkap dia.
"Saya berjuang lillahi ta'ala berjuang untuk kemerdekaan negara. Saya berjuang tidak minta gaji. Saya bukan orang kuli, kalau orang kuli minta gaji," kata Arsilan saat ditemui di TMP Kalibata.
Meski mengaku tak pernah digaji, Arsilan tetap membutuhkan uang. Namun, hingga kini pemerintah tidak pernah memberikan bantuan kepadanya. Dia pun harus mengais sampah demi menghidupi keluarganya.
"Sekarang saya pemulung, saya buta huruf juga. Tapi tidak pernah menerima (bantuan) dari negara. Enggak dapat pensiun," tutur dia.
Hidup dengan Bung Karno
Arsilan kemudian menceritakan kisah hidupnya saat bersama dengan Presiden RI Pertama, Sukarno. Dia mengaku, usai pertempuran di Banten, memperoleh pekerjaan dari Bung Karno sebagai tukang kebun. Di sanalah dirinya mendapatkan uang untuk hidupnya.
"Saya ditarik sebagai tukang kebunnya Bung Karno. Jadi saya dikasih uang pribadi oleh keluarga Sukarno," ujar dia.
Namun, setelah Bung Karno wafat, dirinya pun terakhir kali mendapat bantuan dari keluarga Sukarno pada 2003.
"Terakhir saya dikasih uang pertamanya Rp 5 juta. Terus ada yang patungan, seorangnya kasih Rp 350 ribu," ungkap dia.
0 komentar:
Posting Komentar