Kisah cinta Nasarudin dengan Hayati
Awak hancurkan semua harapan saya , awak patahkan sekarang awak minta maaf , wanita memang begitu, dia Cuma ingat kekejaman yang orang lakukan padanya walaupun dan lupa kekejamannya pada orang lain sedangkan la begitu besar, awak lupa siapa antara yang kejam , bukanlah awak yang berjanji, ketika saya diusir oleh ketua adat, karena keturunan saya tidak jelas, orang hina , bukan darah tulen minangkabau , awak menghantarkan saya kesimpang jalan , awak berjanji akan menunggu saya tak kira berapa lama , namun kemudian awak memilih lelaki lain yang perkawinan itu, bukan dipaksa tapi atas kerelaan awak sendiri, saya hampir mati menanggung cinta, hampir dua bulan saya terlantar , awak melewat saya - saya semasa , saya sakit tunjukan inai di tangan awak, yang awak istri orang lain , siapa antara kita yang paling kejam , saya menulis surat meratap kesedihan , merendahkan diri , memohoni dikasihanni , kemudian awak balas surat itu dengan isi yang amat kejam , awak kata lain sama – sama miskin, hidup tak bahagia jika tiada uang jadi awak memilih kehidupan yang lebih senang yang berlimpah uang dan emas dan permata , siapa yang menghalang seseorang anak muda, yang bercita – cita tinggi untuk menambahkan ilmu , tetapi akhirnya terbuang jauh ketanah jawa , hilang kampung halaman , sehingga dia akhirnya Cuma ketawa di hadapan umum dan menangis di sebalik tirai , saya tak kejam , saya Cuma ikat permintaan awak, bukanlah awak yang menulis dalam surat awak, agar cinta awak dihapuskan dan lupakan digantikan dengan persahabatan yang kekal abadi untuk selamanya , permintaan itulah yang saya pegang teguh, awak bukan kekasihmu sayah tunangan saya, istri orang lain tapi janda kawan saya , jadi sebagai kawan saya akan berpegang tegu nya saya memegang cinta saya seperti dulunya keapada awak, oleh itulah dengan segenap kerendahan hati saya saya bawak awak tinggal di rumah ini , untuk menuggu kepulangan suami awak , namun dia tidak pulang , sebaliknya surat cerai dan keluar negeri yang sampai , jadi sebagai sahabat juga saya akan hantarkan awak kekampung halamanmu tempat kelahiran awak tanah minangkabau yang sangat kaya raya itu denagn adat yang tak lapak dek hujan dan tak lekung dek panas saya akan bertanggung kos perjalanan dan uang saku awak , selagi awak masih hidup , jika awak masih belum menemuai suami lain Insya-Allah saya akan bertanggung jawab atas kehidupan awak di kampung halaman , tidak pisau takkan berbuah dua kali nya , lelaki takkan sentuh sisa orang lain , awak mesti balik kepadang biar saya begini jangan nak menumpang hidup pada saya yang tak berketurunan ini , tanah minangkabau beradat, isnin depan adat kapal belayar dari Surabaya ketanjung priuk kemudian kepadang kapal van der wijek , naiklah kapal itu untuk pulang kampung halaman awak…………………………….!!!!!!
Semoga bermemfaat bagi Anda
Lubuklinggau, 13 Desember 2015 Tokoh Cerita
Penulis, Nasarudin @ Hayati
Bustomi Ariyanto
0 komentar:
Posting Komentar